REPUBLIKA.CO.ID, Hubungan antara asma dengan susu sapi dan produk turunannya sudah akrab bagi penderita asma. Oleh sebab itu tak jarang orang yang asmanya kambuh menanggapi dengan cara menghindari sementara produk susu dan turunannya.
"Semua kondisi penyakit terkait pernapasan biasanya terkait dengan konsumsi susu, keju, dan produk turunannya. Produk ini memperburuk kesehatan hingga penyumbatan paru-paru, sehingga perlu dihindari," kata Profesor Gary Null, dilansir dari Natural News, Senin (17/10).
Susu adalah satu dari dua atau tiga jenis makanan penyebab alergi di Amerika. Spesialis alergi, James Braly mengatakan 50 persen dari semua anak-anak bersekolah memiliki alergi terhadap susu, meski tidak semua terdiagnosis.
Alergi susu bisa bermanifestasi menjadi bronkitis, sinusitis, gangguan autoimun, sering pilek, infeksi telinga, hingga bermasalah dengan perilaku. Penelitian yang dilaporkan dalam buku Jean Carper berjudul Food: Your Miracle Medicine menunjukkan hasil penelitian terhadap 25 orang pasien asma.
Selama empat bulan penanganan, sebanyak 71 persen pasien merasa gejala asma mereka membaik. Ahli gizi dari penulis buku American Dietetic Association, Suzanne Havala mengatakan setelah disapih, manusia pada dasarnya tak memerlukan susu lagi. Banyak sumber kalsium lain yang bisa menggantikan susu.
"Vegetarian dan anak-anak bisa mendapatkan kasium dari sayuran berdaun, brokoli, tahini, dan tahu yang dibuat dengan kalsium sulfat," katanya.
Penderita asma perlu mempertimbangkan makanannya dengan selektif. Susu skim dan yoghurt mengandung 50 gram laktosa per hari. Sementara penderita asma hanya disarankan mengonsumsi sekitar lima gram laktosa per hari.