REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teh dan kopi seringkali menjadi 'teman' yang asik saat bersantap hidangan maupun camilan lezat. Sayangnya, jarang diketahui bahwa konsumsi teh atau kopi bersamaan dengan makanan merupakan kombinasi yang kurang bersahabat bagi kesehatan.
Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia Endang L Achadi mengatakan teh atau kopi yang diminum bersamaan dengan makanan dapat menghambat proses penyerapan zat besi dalam makanan. Kekurangan zat besi berisiko menyebabkan turunnya kadar hemoglobin dalam darah yang dapat berujung pada defisiensi besi bahkan anemia.
"Sebagian besar anemia di Indonesia disebabkan oleh kekurangan zat besi," terang Endang.
Defisiensi besi dan anemia dapat menimbulkan beberapa gejala yang menyebabkan produktivitas kerja. Beberapa di antaranya ialah gejala lemah, letih, lesu dan pusing. Gejala-gejala lain yang lebih berat ialah kulit pucat, berdebar-debar hingga pingsan.
Kondisi anemia juga dapat menyebabkan kebugaran dan daya tahan tubuh menurun. Akibatnya, tubuh akan lebih rentan terhadap ancaman infeksi.
Oleh karena itu, Endang menyarankan agar masyarakat tidak minum teh dan kopi sambil menyantap makanan untuk mencegah terjadinya defisiensi besi ataupun anemia. Sebagai ganti teh dan kopi, Endang mengatakan masyarakat bisa memilih jus buah saat menyantap makanan. Berbeda dnegan teh atau kopi, jus buah justru dapat meningkatkan proses penyerapan zat besi dalam tubuh.
"Berapa lama jeda minum teh atau kopi dan makan, untuk amannya dua jam," ujar Endang.
Untuk menghindari defisiensi besi dan anemia, Endang juga menyarankan agar masyarakat meningkatkan asupan zat besi melalui konsumsi daging, unggas dan ikan. Sumber zat besi juga bisa didapatkan dari sayur-sayuran, akan tetapi zat besi yang akan terserap oleh tubuh tidak optimal. Zat besi dari sumber hewani dapat terserap lebih baik dibandingkan zat besi dari sumber nabati.
"Kalau dari sayuran sedikit (terserap). Mungkin cuma satu persen, paling banyak lima persen (zat besi) yang diserap oleh tubuh," jelas Endang.