REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari rumah sakit (RS) Pondok Indah Djoko Maryono mengatakan, polusi udara bisa menyebabkan stroke dan penyakit jantung di area Asia Pasifik.
Penyakit jantung sudah merupakan merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia hingga hampir 30 persen. Kemudian ia mengatakan, penyebab stroke dan penyakit jantung di area Asia Pasifik karena tiga hal. Pertama yaitu terlalu banyak makan manis dan enak, kedua malas bergerak.
"Ketiga terlalu banyak polusi udara, polusi makanan, polusi lingkungan yang luar biasa," katanya saat pemaparan polusi udara Greenpeace Indonesia, di Jakarta.
Bahkan, kata dia, satu dari empat penyebab kematian karena polusi udara. Jika ibu hamil terpapar polusi udara maka bisa ia bisa kejang karena kehamilannya keracunan. Ketika itu bayi yang ukurannya masih sangat kecil bisa naik tensinya hingga kejang.
Ia menyebut polusi udara bisa mempengaruhi kerusakan pembuluh darah atau endothelium karena ada lapisan pembuluh darah. Mengutip penelitian Furchgott dan Zawadzki pada 1980 ketika melakukan pemeriksaan ternyata lapisan terdalam dari pembuluh darah mempunyai luas lima kali lapangan tenis pada setiap orang.
"Ternyata lapisan ini sangat penting sekali dalam kehidupan manusia, banyak hormon yang dihasilkan dari endhotelium tadi," katanya.
Ia menjelaskan, menurut penelitian Oppenheimer sejak 1882, diketahui usia manusia setua pembuluh darahnya. Artinya, kalau tubuh terjaga kesehatannya makan pembuluh darah akan sehat. Sebaliknya jika pembuluh darah menyempit maka pemilik tubuh bisa cepat tua.
Faktor yang menyebabkan kerusakan endothelium diantaranya banyak merokok, kolestrol tinggi, hingga diabetes, polusi udara akibat banyaknya kendaraan, hingga terkena elektromagnetik seperti di komputer.
Ketika endhotilium rusak bisa menyebabkan keradangan kuman, menyebabkan timbulnya plak-plak di pembuluh darah dan bisa menyumbatnya. Pengaruhnya adalah paru-paru rusak.
Tidak hanya kerusakan di paru, kerusakan sel menyebabkan kolesterol dengan mudah terserah darah. Akhirnya membentuk plak yang bisa pecah kapan saja.
"Kalau pecah apa yang terjadi? Menyebabkan nyeri dada,limbung, vertigo," ujarnya.
Untuk itu, ia meminta supaya segera ada pengaturan udara yang bersih. Demi perbaikan kesehatan masyarakat Indonesia.