REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi setiabudiawan, dr., SpA(k), M. Kes, mengatakan alergi muncul karena ada zat pemicu atau alergen yang mencetuskan alergi. Pencetus alergi bisa berupa makanan bisa juga sesuatu yang terhirup.
“Ada delapan makanan penyebab utama alergi, yaitu susu sapi, telur, gandum, kacang tanah, kacang kedelai, tree nuts (kacang pohon seperti hazelnut, kacang almond dan kacang mede), ikan, dan makanan laut (udang),” jelasnya dalam acara Media Gathering Sarihusada - Si Kecil Tetap Ceria Karena Bunda Tanggap Alergi, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain makanan, menurut Prof Budi, sesuatu yang terhirup juga bisa mencetuskan alergi. Misalnya tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoa, serpihan kulit binatang dan jamur kapang.
“Seorang anak punya bakat alergi akibat turunan waktu awal kehidupan muncul alergi makanan. Manifestasi penyakit alergi di awal kehidupan. Puncak umur 2 atau 3 tahun diikuti dermatitis atopik atau eksim waktu baru lahir. Kalau tidak ditangani optimal atau pencegahan yang benar maka tumbuh penyakit lain asma dan rhinitis. Awalnya asma saat pra sekolah lalu rhinitis di usia sekolah, itulah perjalanan alergi,” tambahnya.
Setelah menjalani tes alergi, jika anak terbukti alergi terhadap suatu zat atau lebih, baik dari makanan maupun yang terhirup, sebaiknya jauhkan anak dari allergen tersebut. Jangan diberi makanan yang menjadi allergen ataupun jangan sampai menghirup allergen lain.