REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum susu kaya probiotik bisa mengurangi risiko komplikasi kehamilan. Ini merupakan hasil studi terbaru di Norwegia yang dipublikasikan di BMJ Open Journal.
Asupan susu probiotik selama awal kehamilan mengurangi risiko bayi terlahir prematur sebelum pekan ke-37. Peneliti juga menemukan hubungan antara asupan susu probiotik di akhir kehamilan dan rendahnya risiko preeklampsia, atau komplikasi serius di mana ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi dalam urin. Kondisi ini bisa berdampak sistemik ke seluruh tubuh.
Penulis utama penelitian, Dokter Mahsa Nordqvist yang merupakan dokter kebidanan di Rumah Sakit Universitas Sahlgrenska, Swedia mengatakan preeklampsia dan kelahiran prematur dikaitkan dengan tingkat peradangan lebih tinggi. Bakteri probiotik baik dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh wanita hamil.
"Inilah mengapa susu probiotik berpotensi mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan," kata Nordqvist, dilansir dari Live Science, Selasa (30/1).
Peneliti menganalisis data 70 ribu wanita hamil di Norwegia. Responden diminta mengisi kuisioner tentang riwayat kesehatan dan gaya hidup sejak pekan ke-15 hingga ke-30 kehamilan. Mereka juga diminta menginformasikan makanan yang dikonsumsi pada pekan ke-22 kehamilan.
Pada kolom gaya hidup, peneliti menyisipkan pertanyaan asupan susu probiotik sebelum hamil, hamil trimester pertama, kedua, dan ketiga. Produk tersebut termasuk di dalamnya kefir yang mengandung bakteri Lactobacillus acidophilus, dan yogurt dengan probiotik tambahan. Peneliti tidak memasukkan suplemen probiotik karena hanya sebagian kecil saja responden yang mengatakan mereka minum suplemen.
Sekitar 23 persen wanita dalam penelitian melaporkan mereka minum susu prebiotik sebelum hamil. Sekitar 38 persen meminumnya di trimester pertama atau hingga pekan ke-13, dan 32 persen di trimester ketiga atau setelah pekan ke-30. Mereka meminum rata-rata 1,5 cangkir per hari.
Minum susu probiotik mengurangi risiko preeklampsia 20 persen lebih rendah dibanding tidak minum sama sekali. Minum susu probiotik di akhir kehamilan mengurangi gejala, seperti tekanan darah tinggi dan protein tinggi dalam urin, yang cenderung terjadi di trimester ketiga. Minum susu probiotik di awal kehamilan mengurangi risiko kelahiran prematur 21 persen lebih rendah dibanding tidak minum sama sekali.
Nordqvist menggarisbawahi penelitian ini bagaimana pun tetap memiliki keterbatasan. Riset ini misalnya tidak mengevaluasi produk susu probiotik atau strain bakteri apa saja yang memungkinkan efek peradangan pada tubuh wanita hamil. Penelitian ini juga tidak membuktikan sebab dan akibat, namun hanya menunjukkan hubungan antara susu probiotik dengan risiko komplikasi kehamilan.