REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidung merupakan jalur pertahanan utama untuk melawan bakteri dan racun di udara. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan hidung adalah dengan melakukan irigasi nasal atau cuci hidung secara rutin setiap hari.
"Cuci hidung ini aman sejak usia dini," terang spesialis telinga hidung tenggorokan dr S Hendradewi SpTHT(K) Msi Med dalam Kampanye #CuciHidungSetiapHari yang diselenggarakan oleh Hyphens Pharma Indonesia melalui brand Sterimar, di Jakarta.
Meski aman dilakukan setiap hari, tentunya kebiasaan cuci hidung harus dilakukan dengan benar. Berikut ini adalah empat hal yang perlu diperhatikan agar cuci hidung dapat memberi manfaat optimal.
Mulai Perlahan
Cuci hidung bisa dibiasakan sejak usia dini. Namun pada anak-anak, kebiasaan cuci hidung bisa diperkenalkan secara perlahan. Cuci hidung bisa dimulai satu bulan sekali terlebih dahulu. Seiring berjalannya waktu, frekuensi mencuci hidung ini bisa diperbanyak secara bertahap.
Frekuensi
Untuk hasil yang optimal, cuci hidung sebaiknya dilakukan minimal satu kali sehari. Waktu yang ideal untuk mencuci hidung adalah di malam hari, sesaat sebelum tidur. "Jadi ketika mau tidur akan terasa segar," jelas Hendradewi.
Jenis Cairan
Pada dasarnya ada beragam jenis cairan yang bisa digunakan untuk cuci hidung. Beberapa di antaranya adalah larutan garam isotonik dan hipertonik.
Hendradewi mengatakan jenis cairan yang cocok digunakan untuk mencuci hidung setiap hari adalah larutan garam isotonik. Larutan hipertonik tidak bisa digunakan untuk mencuci hidung sehari-hari secara rutin. Larutan hipertonik hanya bisa digunakan untuk mencuci hidung berdasarkan indikasi medis yang ditentukan oleh dokter.
Posisi
Cuci hidung dilakukan di kedua lubang hidung. Posisi terbaik adalah melakukan cuci hidung dengan posisi kepala miring. Jika ingin memasukkan larutan garam isotonik ke lubang hidung kanan, kepala harus dimiringkan ke arah kiri. Sebaliknya, ketika akan memasukkan alrutan garam isotonik ke lubang hidung kiri, miringkan kepala ke arah kanan.
Tahan napas ketika akan menyemprotkan cairan ke lubang hidung. Apabila cuci hidung dilakukan dengan benar, nantinya larutan garam isotonik akan keluar dari lubang hidung sebelahnya. "(Setelah cairan keluar) menyisi dengan lembut," papar Hendradewi.