Kamis 25 Oct 2018 09:14 WIB

Bayi Alergi Susu Sapi karena Soya, Mitos atau Fakta?

Konsumsi susu soya seringkali dihinggapi dengan beragam mitos.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Susu soya atau susu kedelai.
Foto: Flickr
Susu soya atau susu kedelai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bicara susu kedelai (soya) pasti banyak manfaatnya. Selain mengandung protein nabati yang penting, baik untuk anak maupun dewasa, susu kedelai bisa menjadi alternatif siapa saja guna memenuhi kebutuhan asupan fungsional.

Namun, seringkali ada rumor berkembang, seperti ibu hamil yang sering mengonsumsi soya akan membuat bayinya alergi susu sapi. Belum lagi, konsumsi soya dikaitkan dengan memicu kanker.

Baca Juga

Menurut Ahli Gizi Klinis, Dr Ida Gunawan M.S., Sp.GK-K, rumor itu hanya mitos belaka. Apabila bayi baru lahir mengalami ruam kemerahan, itu memang alamiah. Bukan berarti kemerahan karena alergi susu sapi akibat soya.

"Kemerahan pada kulit itu mitos karena alergi susu sapi. Buktinya ruam merah di pipi hilang dalam tiga bulan, misalnya. Kalau pipi bintik merah harus dikasih lipstik, itu ada lagi mitos tambahan," ujar Ida di Jakarta, belum lama ini.

Ida mencontohkan keluhan lain, seperti anak batuk-batuk jika diberi susu sapi. Itu juga bukan berarti anak juga alergi akibat pernah diberi susu soya.

Susu soya punya beberapa kelebihan, seperti kadar lemak, gula yang rendah daripada susu sapi. Susu soya juga mengandung serat yang banyak manfaatnya, salah satunya untuk anti-kanker.

Jadi, Ida menjelaskan, jika wanita mengalami kanker dikaitkan dengan kanker, itu bisa jadi kasus kecil yang tidak bisa digeneralisasi. Lalu seakan dianggap kebenaran akibat susu soya.

"Jadi kalau bicara susu kedelai berkaitan kewanitaan, ada fitoekstrogen, yakni hormon yang mirip dengan yang ada di tubuh. Kasus kanker payudaea banyak sekali di Inggris, sebaliknya paling rendah di Cina dan Jepang karena mereka minum susu kacang nggak ngerti susu sapi," lanjutnya.

Kandungan yang bermanfaat dari soya cukup banyak. Susu sapi sangat kaya protein, kalsium, vitamin b12, tetapi susu kedelai juga kaya protein, asam amino, meski jumlahnya tak sebanyak susu sapi.

Ida menambahkan, dalam menu makanan sehari-hari tidak perlu hanya susu sapi saja. Soya bisa menjadi alternatif untuk mendukung tumbuh kembang maupun orang dewasa terpenuhi gizi seimbang.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ اٰمَنْتُمْ لَهٗ قَبْلَ اَنْ اٰذَنَ لَكُمْۗ اِنَّهٗ لَكَبِيْرُكُمُ الَّذِيْ عَلَّمَكُمُ السِّحْرَۚ فَلَاُقَطِّعَنَّ اَيْدِيَكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ مِّنْ خِلَافٍ وَّلَاُصَلِّبَنَّكُمْ فِيْ جُذُوْعِ النَّخْلِۖ وَلَتَعْلَمُنَّ اَيُّنَآ اَشَدُّ عَذَابًا وَّاَبْقٰى
Dia (Fir‘aun) berkata, “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia itu pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Maka sungguh, akan kupotong tangan dan kakimu secara bersilang, dan sungguh, akan aku salib kamu pada pangkal pohon kurma dan sungguh, kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya.”

(QS. Taha ayat 71)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement