REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penelitian baru menemukan, merokok lebih dari 20 batang sehari dapat merusak penglihatan dan persepsi warna. Dilansir di Malay Mail, penelitian tersebut dilakukan para peneliti di Rutgers University Behavioural Health Care, AS dan Perception, Neuroscience and Behaviour Laboratory, Brasil. Studi skala kecil ini mengamati 71 peserta yang pernah merokok kurang dari 15 batang selama hidup dan 63 orang yang merokok lebih dari 20 batang sehari.
Para peserta berusia antara 25 dan 45 tahun dan semuanya digolongkan sehat dengan penglihatan normal atau terkoreksi ke normal. Namun, mereka didiagnosis dengan kecanduan tembakau dan tidak berusaha berhenti merokok.
Selama penelitian, para peserta diminta duduk 1,5 meter dari monitor tabung sinar katode 48 Cm yang menampilkan rangsangan. Para peneliti memantau kedua mata peserta secara bersamaan untuk menilai seberapa baik mereka membedakan tingkat kontras dan warna saat menonton rangsangan.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Psychiatry Research ini menunjukkan kelompok perokok berat, yaitu mereka yang merokok lebih dari 20 batang sehari memiliki kemampuan yang berkurang untuk membedakan antara kontras dan warna jika dibandingkan dengan yang bukan perokok.
Para peneliti juga menemukan perubahan signifikan dalam penglihatan warna merah-hijau dan biru-kuning perokok. Dari yang mereka catat, menunjukkan hubungan antara mengonsumsi zat dengan bahan kimia neurotoksik, yang ditemukan dalam rokok, dan kehilangan penglihatan warna secara keseluruhan.
“Asap rokok terdiri dari banyak senyawa yang berbahaya bagi kesehatan, dan telah dikaitkan dengan pengurangan ketebalan lapisan otak, dan lesi otak yang melibatkan area seperti lobus frontal. Lobus frontal berperan dalam gerakan sukarela dan kontrol pemikiran serta penurunan aktivitas di area otak yang memproses penglihatan,” kata rekan penulis, Steven Silverstein.
Penelitian sebelumnya menunjukkan merokok jangka panjang melipatgandakan risiko degenerasi makula terkait usia. Merokok jangka panjang juga faktor yang menyebabkan lensa mata menguning dan peradangan.
Hasil penelitian mereka menunjukkan merokok berlebihan atau paparan kronis terhadap senyawanya, mempengaruhi diskriminasi visual dan mendukung adanya defisit keseluruhan dalam pemrosesan visual dengan kecanduan tembakau.