Rabu 17 Apr 2019 16:37 WIB

Amankah Tidur dalam Keadaan Rambut Basah ?

Mandi dan keramas sebeum tidur membuat tubuh lebih rileks

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Perempuan berambut indah (Ilustrasi)
Foto: Beutywoman
Perempuan berambut indah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandi sebelum tidur merupakan salah satu cara membuat tubuh rileks ketika akan tidur. Kadang saat mandi kita juga mencuci rambut agar lebih segar. Saat rambut masih basah bisa saja rasa kantuk melanda sehingga kita memutuskan tidur dengan rambut basah.

Biasanya rambut lembab dan basah ini sering dikaitkan dengan sakit atau bisa merusak rambut dan kulit kepala. Apa sebenarnya anggapan tersebut benar secara ilmiah?

Baca Juga

"Gagasan ini tampaknya cocok dengan keyakinan lama, kedinginan dan basah akan menyebabkan Anda terserang flu," kata profesor kedokteran di Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center, William Schaffner, dikutip dari Time.

Sementara anggapan itu bertahan, Schaffner mengatakan secara ilmiah keyakinan itu sudah lama dibantah. Memang benar dengan rambut basah kemungkinan terserang flu biasa terjadi ketika kondisi udara dingin. Akan tetapi ini karena ada hubungannya dengan cara virus pernapasan berkembang biak dan menyebar. "Kamu tidak bisa masuk angin karena kedinginan," ujar Profesor Schaffner.

Rumor rambut basah lainnya adalah keberadaan bakteri berbahaya yang akan menjajah bantal. Bakteri dan virus penyebab penyakit tidak muncul secara spontan sehingga tidak akan membuat tubuh sakit karena bantal sedikit lembab di malam hari.

Tapi, beberapa penelitian telah menunjukkan bantal terutama yang dibuat dengan bahan sintetis dapat menampung jamur dan tungau yang memicu asma atau alergi. Ahli alergi dan juru bicara untuk American Lung Association Payel Gupta mengatakan mikroorganisme ini cenderung bekerja dengan baik di lingkungan yang lembap dan demikian pula tungau debu.

Gupta mengatakan tidak ada bukti orang-orang yang tidur dengan rambut basah mengalami lebih banyak gejala alergi atau asma. Tetapi ketika bangun tidur dengan hidung tersumbat, mata gatal atau berair, masalah pernapasan atau gejala alergi atau asma lainnya, maka sebaiknya mencuci sarung bantal dan seprai dengan air panas. Lakukan setidaknya sekali sepekan untuk mengurangi paparan terhadap potensi iritasi.

Profesor dermatologi di Perelman School of Medicine University of Pennsylvania George Cotsarelis menyatakan sebenarnya sebaiknya memang jangan tidur saat rambut basah. Dari waktu ke waktu air dapat menurunkan lapisan luar pelindung folikel rambut yang disebut kutikula.

Setelah kutikula itu rusak, air dapat menembusnya dan menghancurkan korteks dalam folikel. Kerusakan yang dihasilkan dapat menyebabkan kerusakan serta hilangnya kilau dan elastisitas.

Perlu diketahui, hampir semua hal yang dilakukan pada rambut mulai dari menyikat dan mengeringkan hingga mewarnai atau memaparkannya ke matahari dapat merusaknya. Sementara tidur dengan rambut basah mungkin tidak optimal, menggunakan kondisioner dapat membantu memulihkan dan memperbaikinya.

Profesor dan ketua sementara dermatologi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas George Washington Adam Friedman mengatakan hal yang sama berlaku untuk setiap masalah kulit potensial yang bisa timbul dari tidur dengan rambut basah. Ketika tidur miring atau terlentang, menjepit rambut yang basah di antara bantal dan kulit wajah dapat menyebabkan iritasi. Selain itu, saat air di rambut menguap, ini bisa menyebabkan kekeringan di wajah atau kulit kepala.

Banyak orang tidur dengan rambut basah dan tampaknya tidak memiliki masalah. Profesor Friedman menyatakan dalam beberapa kasus rambut basah sebenarnya bisa membantu tidur. Penelitian telah menunjukkan mendinginkan kepala di malam hari membantu menenangkan aktivitas metabolisme otak dengan cara yang meningkatkan onset tidur dan obat penguat lelap.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement