REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti menemukan hubungan yang kuat antara memori kerja dan tiga faktor yang berhubungan dengan kesehatan seperti tidur, usia, dan suasana hati yang depresi. Memori kerja adalah bagian dari memori jangka pendek. Memori ini menyimpan dan mengelola informasi yang diperlukan untuk tugas-tugas kognitif seperti pembelajaran, penalaran, dan pemahaman.
Memori kerja secara kritis terlibat dalam banyak fungsi kognitif yang lebih tinggi. Termasuk kecerdasan, pemecahan masalah yang kreatif, bahasa dan perencanaan tindakan. Ini memainkan peran utama dalam bagaimana kita memproses, menggunakan, dan mengingat informasi. Studi ini menemukan usia berhubungan negatif dengan aspek kualitatif dari memori kerja yaitu seberapa kuat atau seberapa akurat memori itu.
"Peneliti lain telah mengaitkan masing-masing faktor ini secara terpisah dengan fungsi memori kerja secara keseluruhan. Tetapi penelitian kami melihat bagaimana faktor-faktor ini dikaitkan dengan kualitas dan kuantitas memori," kata Weiwei Zhang, Asisten Profesor di University of California dikutip dari Times Now News.
"Ketiga faktor tersebut saling terkait. Misalnya, manula lebih cenderung mengalami suasana hati negatif daripada orang dewasa yang lebih muda. Kualitas tidur yang buruk juga sering dikaitkan dengan suasana hati yang tertekan," tambah Zhang.
Para peneliti melakukan dua studi. Dalam studi pertama, mereka mengambil sampel 110 mahasiswa. Sampel ini untuk mengukur kualitas tidur dan suasana hati yang dilaporkan sendiri dan hubungan independen mereka dengan ukuran eksperimental memori kerja.
Dalam studi kedua, para peneliti mengambil sampel 31 anggota komunitas dengan rentang usia 21 hingga 77 tahun. Dalam studi ini, para peneliti menyelidiki usia dan hubungannya dengan memori kerja. Para peneliti adalah yang pertama secara statistik mengisolasi efek dari tiga faktor pada kuantitas dan kualitas memori kerja.
Meskipun ketiga faktor tersebut berkontribusi terhadap keluhan umum tentang memori, mereka tampaknya berperilaku dengan cara yang berbeda dan dapat dihasilkan dari mekanisme yang berpotensi independen di otak. Temuan ini dapat mengarah pada intervensi dan perawatan di masa depan untuk menangkal dampak negatif dari faktor-faktor ini pada memori kerja.