Selasa 25 Jun 2019 04:00 WIB

Mengenal Propofol, Obat yang Tewaskan Michael Jackson

Propofol merupakan anestesi yang dipakai sebagai obat tidur oleh Michael Jackson.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Michael Jackson dalam foto lama di tahun 2001.
Foto: AP
Michael Jackson dalam foto lama di tahun 2001.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anestesi propofol yang menjadi penyebab kematian Sang Raja Pop Michael Jackson pada 2009 lalu masih menjadi obat yang paling sering digunakan di berbagai rumah sakit di Amerika Serikat (AS). Setelah satu dekade telah berselang, banyak pasien menjadi lebih awas ketika diberikan propofol.

Pasien yang akan menjalani operasi sering mengonfirmasikan jenis anestesi yang akan didapatkannya. Mereka menanyakan apakah mereka akan diberikan 'obat Michael Jackson'.

Dr Beverly Philip dari Perhimpunan Dokter Anestesi Amerika Serikat mengungkapkan bahwa propofol aman digunakan, namun harus di bawah pengawasan ahli anestesi. Ia mengingatkan bahwa propofol dapat menurunkan tekanan darah sekaligus menekan pernapasan sehingga pasien perlu mendapatkan pemantauan.

"Belakangan ini pasien tidak takut lagi, hanya saja mereka lebih ingin tahu tentang bagaimana keselamatan mereka sendiri,” kata Philip, dilansir AP, Senin (24/6).

Ahli dari Stanford University Steven Shanfer juga menyatakan bahwa propofol aman digunakan jika diberikan dengan tepat. Dalam kasus Jackson, Shanfer menilai ada kecerobohan yang dilakukan oleh dokter pribadi penyanyi "Thriller" tersebut.

"Michael Jackson terbunuh oleh dokter yang ceroboh dan tidak kompeten," kata Shanfer saat memberikan kesaksiannya di persidangan Conrad Murray yang merupakan dokter pribadi Michael Jackson.

Di lain sisi, psikiater dari Universitas Utah Dr Brian Mickey mempelajari obat anestesi propofol terhadap orang depresi yang tidak mendapatkan bantuan dari pengobatan atau psikoterapi. Perawatan lain mungkin termasuk stimulasi otak seperti terapi electroconvulsive, tetapi itu dapat memiliki efek samping seperti kebingungan dan kehilangan memori.

Mickey dan rekan-rekannya menerbitkan studi pendahuluan tahun lalu yang menguji serangkaian propofol dosis tinggi pada 10 pasien dengan depresi sedang hingga berat. Setengah dari peserta dinilai membaik, bahkan bisa mempertahankan suasana hati selama tiga bulan.

Meski demikian, Mickey belum dapat menyimpulkan mengapa propofol dapat membantu depresi. Namun, dia menduga propofol dapat memicu otak untuk mengatur ulang dirinya sendiri.

“Obat anestesi propofol mungkin membujuk otak untuk melepaskan diri dari keadaan buruk dan tertekan ini," kata Mickey.

Propofol bagi Jackson

Jackson menyebut propofol tak ubahnya susu bagi tubuhnya. Dia tewas 10 tahun lalu di kediamannya di Los Angeles setelah menerima obat yang sejatinya ditujukan untuk keperluan operasi dan prosedur medis lainnya itu dalam dosis yang mematikan.

Propofol bukanlah obat insomnia, namun Jackson yang saat itu sibuk berlatih untuk konser "This is It" mendapatkannya untuk mengatasi masalah sulit tidur. Menurut Jaksa, dokter pribadi Jackson tak mengawasi pasiennya setelah memberikan suntikan propofol. Akibat perbuatannya, Conrad Murray divonis bersalah atas pembunuhan tak disengaja pada 2011.

Propofol adalah larutan putih berminyak yang disuntikkan ke dalam vena. Propofol bekerja cepat, dalam waktu sekitar 40 detik dan cepat hilang juga.

Pasien yang disuntikkan propofol akan bangun tanpa mengalami mabuk atau mual. Mereka juga tidak akan mengingat banyak kejadian.

Propofol adalah kemajuan dalam bidang kedokteran yang diluncurkan pada akhir 1980-an, tetapi hampir tidak berhasil keluar dari laboratorium karena menyebabkan reaksi alergi. Penemu propofol, John B Glen terus melakukan percobaan berulang kali hingga akhirnya menemukan formula yang lebih baik dengan menggunakan minyak kedelai.

Tiga belas tahun setelah penemuannya, propofol dengan cepat menggantikan natrium thiopental di sebagian besar ruang operasi. Hingga kini, 50 juta pasien AS menerima propofol setiap tahun.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement