Ahad 18 Aug 2019 09:40 WIB

Penelitian Terbaru Ungkap Hubungan Obesitas dan Kanker

Obesitas disebut mempercepat perkembangan kanker.

Rep: Febryan. A/ Red: Andri Saubani
Pria kegemukan (obesitas)
Foto: Reuters
Pria kegemukan (obesitas)

REPUBLIKA.CO.ID, OHIO -- Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa peningkatan penderita kanker pada orang paruh baya ada hubungannya dengan obesitas. Berbekal data 6 juta kasus kanker di negeri Paman Sam, penilitan itu menunjukkan kanker yang menyerang induvidu berusia 50-64 tahun berbanding lurus dengan meningkatnya angka obesitas.

"Obesitas membuat peradangan tingkat rendah secara konstan, serta beberapa faktor lainnya yang mempercepat perkembangan kanker," kata penulis utama penilitan tersebut, Profesor Siran Koroukian dari Departemen Populasi dan Ilmu Kesehatan Kuantitatif di Case Western Reserve University School of Medicin, Ohio, Sabtu (17/8).

Koroukian menekankan, terdapat sejumlah bukti bahwa mereka yang berhasil menurunkan berat badanya dari kondisi obesitas berhasil mencegah perkembangan kanker. "Strategi terpenting adalah menjaga berat badan tetap normal," ujar Koroukian yang juga direktur riset data bersama Analisis Kanker di Case Comprehensive Cancer Center.

Untuk melengkapi risetnya, Korukian dan koleganya juga menggunakan data dari Surveillance, Epidemiology and End Results 18 (SEER18). Mereka fokus pada kasus kanker yang didiagnosis mulai tahun 2000 hingga 2016 di semua negara bagian AS.

Mereka berupaya melihat tren kanker pada individu berusia 20-49, 50-64, dan 65 tahun keatas. Analisisnya fokus pada kanker yang berhubungan dengan berat badan, yakni mieloma, kanker payudara wanita dan kanker usus besar dan rektum, kantong empedu, kerongkongan, perut, hati, pankreas, rahim, ginjal dan tiroid.

Hasilnya, kanker yang berkaitan dengan kelebihan berat badan tampak meningkat pada individu berusia 50-64 tahun. Tetapi terdapat penurunan dari tahun ke tahun bagi mereka yang berusia 65 tahun lebih.

Namun, Dr. Daniel Labow membantah penelitan tersebut. Menurut ketua ongkologi bedah di Mount Sinai Health System ini, para penilit tersebut tak bisa menunjukkan hubungan langsung peningkatan angka obesitas dengan percepatan kanker. Sebab data SEER18 tak memuat informasi tentang berat badan, sehingga tak mungkin memastikan bahwa kanker dipercepat oleh obesitas.

Labow menuturkan, terdapat banyak faktor dan tren lain yang bisa menjelaskan kenapa meningkatnya kanker pada individu yang mengidap obesitas. Salah satunya jenis makanan yang dikonsumsi. "Diet tinggi lemak hewani dan banyak makanan olahan tentu bisa berkontribusi," kata Labow seperti dilansir Reuters.

Meski demikian, Labow menekankan, obesitas memang tidak baik untuk kesehatan. Maka dari itu ia menyarankan agar orang-orang yang mengidap obesitas untuk mulai mengurangi berat badannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement