Ahad 24 Nov 2019 11:25 WIB

FDA Ingin Perempuan Makin Paham Risiko Implan Payudara

FDA mengingatkan perempuan harus melepas implan payudara setelah 8-10 tahun.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Implan payudara dari silikon (ilustrasi)
Foto: FDA
Implan payudara dari silikon (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pejabat kesehatan di Amerika Serikat (AS) berharap agar semua perempuan yang menggunakan implan payudara mendapatkan peringatan lebih keras serta rincian mengenai adanya kemungkinan risiko dan komplikasi atas penggunaan prosedur kosmetik tersebut. Hal ini dinyatakan oleh Food and Drug Administration (FDA), badan yang mengawasi peredaran obat dan makanan di negara itu beberapa waktu lalu.

FDA meminta agar para produsen implan payudara menambahkan peringatan lebih jelas dalam kemasan. Hal ini agar informasi detail diterima para perempuan agar mereka dapat mempertimbangkan secara menyeluruh plus minus implan payudara.

Baca Juga

Badan tersebut juga merekomendasikan semua pasien untuk melengkapi berkas pemeriksaan yang memastikan agar mereka memahami semua kemungkinan rsiko dan efek samping dari implan. Di antara efek samping dan risiko itu adalah timbulnya jaringan parut, implan yang pecah, hingga kanker.

“Kami telah mendengar dari banyak perempuan bahwa mereka tak sepenuhnya diberi tahu tentang risiko ini, saat mempertimbangkan penggunaan implan payudara,” ujar pernyataan FDA.

Di samping itu, FDA juga menginginkan perusahaan yang memproduksi implan unuk menjelaskan bahwa produk ini seringkali membutuhkan operasi berulang kali. Impan payudara juga tidak boleh dianggap sebagai alat yang bisa digunakan seumur hidup atau dalam jangka panjang.

Setidaknya satu dari lima perempuan tercatat menggunakan implan untuk tujuan kecantikan. FDA mengatakan bahwa mereka harus melepasnya dalam waktu delapan hingga 10 tahun pemakaian. Badan ini juga berencana menerima komentar publik tentang pedoman yang diusulkan sebelumnya memutuskan untuk memakai implan.

FDA berusaha memperketat keamanan alat yang selama ini sering digunakan untuk melakukan pembesaran payudara melalui prosedur bedah kosmetik. Setidaknya 400 ribu pasien di AS menggunakan implan setiap tahun dan 100 ribu di antaranya melakukan pemakaian pascaoperasi kanker.

"FDA perlu untuk menegakkan aturan. Perempuan perlu mengetahui apa yang ditanamkan dalam bagian tubuhnya dan mereka juga memahami risiko yang ada dengan baik,” jelas mantan staf FDA, Madris Tomes.

Dalam beberapa tahun terakhir, FDA dan regulator kesehatan AS telah membicarakan tentang hubungan antara kanker langka dan jenis implan bertekstur. Pada Julu lalu, FDA meminta  produsen Allergan untuk menarik implan Biocell setelah dikaitkan dengan peningkatan risiko bentuk limfoma. Perusahaan mengeluarkan penarikan seluruh dunia untuk implan, yang telah dibatasi atau ditarik dari berbagai negara.

Secara terpisah, FDA pernah menerima ribuan laporan dari perempuan yang menduga implan mereka menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Termasuk di antaranya adalah rheumatoid arthritis, kelelahan kronis, dan nyeri otot.

Pada awal tahun ini, FDA juga mengadakan pertemuan di mana puluhan perempuan mendesak badan itu untuk memberi peringatan baru dan pembatasan lebih ketat untuk produk implan. Sebelumnya, FDA menilai implan pada dasarnya aman, sepanjang Kaum Hawa memahami bahwa mereka dapat mengalami komplikasi.

Implan terdiri atas kulit luar yang terbuat dari silikon serta diisi dengan larutan garam atau silikon juga. FDA pada akhirnya harus meminta produsen secara jelas mengungkap dan memberi informasi yang lebih eksplisit dan dapat dipahami tentang risiko implan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement