Rabu 04 Dec 2019 17:39 WIB

Hindari Sugar Crash, Kurangi Konsumsi Gula Secara Bertahap

Sugar crash dapat terjadi ketika orang berhenti mengonsumsi gula secara mendadak.

Rep: MGROL 125/ Red: Reiny Dwinanda
Gula pasir.  Sugar crash dapat terjadi ketika orang berhenti mengonsumsi gula secara mendadak.
Foto: Boldsky
Gula pasir. Sugar crash dapat terjadi ketika orang berhenti mengonsumsi gula secara mendadak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sakit kepala merupakan salah satu hal yang sangat mengganggu aktifitas dan dapat melemahkan seseorang.  Bagi sebagian orang yang mengalami sakit kepala, makanan manis mungkin menjadi pemicunya.

Dilansir Medical News Today, perubahan kadar gula darah yang cepat disebabkan oleh makan terlalu banyak atau terlalu sedikit gula kadang dapat menyebabkan sakit kepala. Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi atau biasa disebut hiperglikemia.

Baca Juga

Dalam sebuah studi pada 2016 terbukti bahwa otak memproduksi dopamin yang lebih sedikit ketika tubuh terekspos oleh gula dengan kadar tinggi dalam jangka panjang. Dopamin berperan penting dalam menimbulkan rasa puas, motivasi, dan mood.

Di lain sisi, gula bisa membuat ketagihan. Bahkan, gula dapat menyebabkan perubahan otak yang mirip dengan gejala yang ditunjukkan oleh obat-obatan yang dapat membuat kecanduan.

Jika mengonsumsi terlalu banyak gula, orang yang mengalami resistan insulin dan menderita diabetes lebih rentan terhadap gula darah tinggi. Jika seseorang mengonsumsi banyak gula sekaligus, kemudian tidak mengonsumsinya lagi pada periode berikutnya, mereka mungkin akan mengalami sugar crash yang dapat menyebabkan sakit kepala.

Sementara itu, mengonsumsi gula terlalu sedikit dapat menyebabkan kadar gula darah rendah atau biasa disebut hipoglikemia. Gula darah rendah dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk sakit kepala dan nyeri otot. Orang yang menggunakan insulin memiliki risiko lebih tinggi memiliki kadar gula darah rendah.

Gula juga dapat memicu perubahan hormon, terutama pada hormon epinefrin dan norepinefrin. Pergeseran hormon ini mengubah cara pembuluh darah di otak berperilaku dan berpotensi memicu sakit kepala.

Ketika orang tiba-tiba berhenti mengonsumsi gula, otaknya akan berada di dalam kondisi penolakan. Untuk menghindari gejala tersebut, cara terbaik ialah mengurangi konsumsi gula secara bertahap.

Sebenarnya, bukan gula itu sendiri yang menyebabkan seseorang menderita sakit kepala, tetapi kondisi yang memicunya adalah perubahan cepat dalam kadar gula darah yang ada. Hal tersebut dapat terjadi baik karena mengonsumsi terlalu banyak gula atau kurang mengonsumsinya.

Perubahan kadar gula darah ini dapat menyebabkan sakit kepala dan gejala lainnya, yang oleh beberapa orang disebut mabuk gula. Sakit kepala akibat gula dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan tinggi protein. Makanan tinggi protein dapat membantu mengendalikan nafsu makan, sehingga dapat mengurangi hasrat mengonsumsi gula.

Mengonsumsi air yang cukup dan berolahraga secara teratur juga dapat mencegah timbulnya keluhan ini. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu tubuh mengendalikan kadar gula darah.

Sementara itu, sakit kepala ringan sampai sedang biasanya dapat diobati dengan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. Beristirahat di ruangan yang gelap dan dingin selama sakit kepala juga bisa meminimalisir keluhan tersebut.

Makan makanan seimbang juga membantu mengendalikan gula darah dan mencegah perubahan gula darah. Untuk menghindari sakit kepala karena gula, seseorang harus mengonsumsi makanan kaya serat, seperti alpukat, lentil, sayuran berdaun gelap, dan kacang-kacangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement