REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagi tempat tinggal dengan pasangan setelah menikah merupakan hal yang lumrah terjadi. Dengan demikian, berbagai hal pun menjadi milik bersama dan digunakan bersama-sama, termasuk tempat tidur, dan baju.
Dilansir melalui Bustle, Rabu (4/12), menurut psikologi klinis, Alexandra R Lash, penggunaan barang bersama sebenarnya merupakan hal yang lumrah dan bahkan mampu mengikat ikatan kedekatan masing-masing orang. Namun, ternyata tak semua hal bisa dibagikan dan digunakan bersama dengan pasangan.
Meskipun Anda telah hidup bersama, namun, penting untuk memiliki batasan yang jelas. Hal itu ditujukan untuk tidak hanya memastikan kenyamanan dan kebahagiaan Anda, tetapi juga kesehatan Anda.
Lakukan diskusi bersama pasangan mengenai batasan ini saat tinggal bersama pasangan. Dan jika Anda menghabiskan banyak waktu bersama pasangan dan segala sesuatunya menjadi serius, luangkan waktu untuk menyempurnakan batasan-batasan ini sehingga Anda tidak menciptakan kebiasaan buruk bersama.
Berikut adalah beberapa hal yang direkomendasikan oleh dokter Lash, internis dan gastroenterologis dokter Niket Sonpal, dan Ed Shaheen, Jr., DDS, MS, serta Neuropsychologist, Dr. Sanam Hafeez, untuk tak digunakan bersamaan bahkan dengan pasangan sendiri.
Kata Sandi dan Perangkat Ponsel
Menurut Lash, dalam hal berbagi kata sandi ponsel, komputer, dan perangkat, itu benar-benar tergantung pada masing-masing pasangan. "Terserah budaya hubungan Anda," kata Lash.
Menurutnya, apa pun yang terasa nyaman adalah yang benar. Dia mengatakan, hubungan adalah tentang berhubungan dengan dunia masing-masing, tetapi juga menghormati individualitas dan privasi.
Sementara dia tidak melihat kegunaan dalam berbagi semua percakapan pribadi dengan pasangan. Dia menyatakan penting untuk mengeksplorasi perasaan masing-masing, jika ada perbedaan pendapat tentang masalah ini atau perbedaan nilai dan tingkat kenyamanan.
Kamar Mandi dan Kebiasaan Pribadi
Lash menjelaskan, tingkat kenyamanan ketika berbagi kamar mandi atau kebiasaan kamar mandi bergantung pada orang tersebut. Menurutnya, beberapa orang mungkin tumbuh dengan banyak saudara kandung atau ruang kamar mandi terbatas dan tidak memiliki standar privasi yang ketat dalam hal kebiasaan kamar mandi.
"Sementara yang lain mungkin tumbuh dengan kemampuan menggunakan kamar mandi secara pribadi dan bergantung pada privasi itu untuk merasa nyaman. Atau salah satu anggota pasangan mungkin tumbuh dalam budaya keluarga yang menghargai keterbukaan dan mereka tidak menghargainya dan menginginkan lebih banyak privasi dalam kehidupan dewasa mereka atau sebaliknya," kata Lash.
Artinya, tidak ada aturan praktis dalam memutuskan apa yang cocok dan tidak cocok di kamar mandi. Beberapa pasangan senang menyikat gigi bersama-sama, bercakap-cakap sementara satu orang di toilet atau di kamar mandi, sementara pasangan lain lebih suka untuk menjaga aktivitas kamar mandi mereka pribadi.
"Penting untuk mendiskusikan tingkat kenyamanan masing-masing dengan pasangan. Ini bukan tentang mengatakan kita harus bisa pergi ke kamar mandi di depan pasangan, ini tentang mengatakan bahwa kita harus bisa mendiskusikan apa yang bisa dan tidak nyaman untuk berdua," jelas dia.
Pisau cukur
Ini mungkin tampak tidak berbahaya. Kita semua telah melakukannya atau berpikir tentang itu dalam keadaan darurat ketika hanya ada satu pisau cukur di kamar mandi.
Meskipun demikian, Sonpal mengatakan meminjam pisau cukur pasangan untuk sentuhan cepat dapat menyebarkan tidak hanya bakteri, tetapi itu juga bisa menyebarkan patogen yang ditularkan melalui darah yang lebih serius seperti hepatitis B dan C.