REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (PDIB) mengatakan, warga harus mewaspadai munculnya gangguan kesehatan pascabanjir. Antisipasi dan penanganan infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA), diare, dan penyakit kulit harus dilakukan.
"Jika ada gejala batuk-batuk dan bersin-bersin tidak berhenti, segera ke Puskesmas atau dokter," kata Ketua Umum PDIB James Allan Rarung kepada Antara di Jakarta, Kamis.
PDIB mengatakan, kesehatan warga harus tetap terjaga saat bencana apapun, termasuk ketika banjir. James mengimbau warga untuk tetap menjaga kebersihan diri agar terhindar dari penyakit.
Dalam menghadapi bencana banjir ini, dia mengajak korban terdampak banjir untuk segera membersihkan tubuh yang terkena air kotor. Warga juga diserukan untuk makan makanan yang bersih dan sehat serta minum air minum yang bersih.
"Sementara hindari makanan dan minuman yang dingin, usahakan yang hangat," tuturnya.
James juga mengimbau warga untuk selalu mengganti pakaian yang basah dengan yang kering sebagai bagian dari upaya menjaga diri tetap bersih dan sehat. Ia mengatakan, bantuan bahan makanan yang dibutuhkan oleh warga terdampak langsung banjir harus segera disiapkan sehingga mencegah penyakit gangguan gizi akut.
"PDIB tentu saja akan bersama-sama membantu dan mendukung langkah-langkah Ikatan Dokter Indonesia dan pemerintah dalam situasi ini," tuturnya.
Banjir awal tahun 2020 menggenangi wilayah yang cukup luas di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek), dengan ketinggian air bervariasi dari 30 cm hingga 200 cm. Dari data per 1 Januari 2020, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan ada 169 titik banjir di seluruh wilayah Jabodetabek dan Banten. Titik banjir terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat 97 titik, DKI Jakarta 63 titik, dan Banten 9 titik.
Hingga saat ini, BNPB mencatat sebanyak 16 korban jiwa akibat banjir yang melanda kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Pemerintah Kota Tangerang mencatat jumlah warga terdampak banjir mencapai 16 ribu jiwa lebih yang tersebar di 13 kecamatan.