Jumat 07 Feb 2020 10:21 WIB

Masker-Sarung Tangan tak Cegah Infeksi Corona di Pesawat?

Ahli kedokteran penerbangan IATA kritisi pemakaian masker, sarung tangan di pesawat.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Penumpang pesawat mengantre di loket imigrasi saat tiba di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Supadio di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (6/2/2020).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Penumpang pesawat mengantre di loket imigrasi saat tiba di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Supadio di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (6/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC— Virus corona tipe baru telah membunuh lebih dari 636 orang dengan puluhan ribu orang terinfeksi di 27 negara. Para pelancong mungkin berpikir mengenakan masker dan sarung tangan saat bepergian menawarkan perlindungan terbaik terhadap penyakit saluran pernapasan yang ditimbulkan oleh virus yang belum memiliki nama resmi itu.

Kenyataannya, ahli kedokteran penerbangan terkemuka justru memperingatkan bahwa mengenakan masker dan sarung tangan sesungguhnya tidak banyak membantu. Udara di kabin pesawat melewati filter yang menghilangkan 99,97 persen virus.

Baca Juga

Itu artinya, virus tidak dapat bertahan lama di kursi atau sandaran tangan. Orang lebih mungkin terkena infeksi melalui kontak fisik dengan penumpang lain.

“Sarung tangan adalah salah satu saran pencegahan terburuk karena Anda akan menyentuh semua yang biasanya Anda sentuh dengan tangan dan mungkin tidak akan berpikir untuk membersihkannya sebelum, misalnya, menyentuh wajah,” ujar dokter dan penasihat medis untuk International Air Transport Association (IATA), dr David Powell, kepada Bloomberg, seperti yang dilansir The Sun, Jumat (7/2).

Ketika tangan seseorang menjadi panas dan berkeringat di dalam sarung tangan, itu malah akan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi mikroba untuk tumbuh. Selanjutnya, untuk masker wajah, hanya ada sedikit bukti menunjukkan bahwa pemakaianny akan melindungi seseorang dari virus.

Lain halnya jika masker dikenakan oleh orang yang sakit. Mereka memang harus memakainya karena dapat membantu mencegah kuman agar tidak menyebar ke orang lain.

“Anda perlu sering menggantinya, karena jika tidak, virus dapat ditularkan melalui bahan. Dalam beberapa kasus, masker bahkan bisa menjadi tempat untuk berkembang bagi virus dan bakteri,” kata Powell.

Cara terbaik untuk menghindari virus corona tipe baru adalah dengan sering mencuci tangan. Powell juga menyarankan untuk menutupi wajah jika batuk dan bersin.

“Anda harus mencuci atau membersihkan tangan dan menghindari menyentuh wajah setiap saat. Jika menggunakan cairan pembersih tangan berbasis alkohol,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement