Ahad 27 May 2018 04:00 WIB

Berburu Kicak Jelang Berbuka Puasa di Kauman Yogyakarta

Kicak merupakan kuliner khas yang hanya dijual pada saat Ramadhan di Kauman.

Red: Nur Aini
Kicak, makanan khas Ramadhan di Kauman, Yogyakarta
Foto: blogspot.com
Kicak, makanan khas Ramadhan di Kauman, Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gang selebar dua meter itu hampir tidak kentara dari jalan. Namun, banyaknya kendaraan yang berada di sekitarnya menjadi penanda bahwa ada sesuatu yang istimewa di gang tersebut.

Di gang di daerah Kauman Yogyakarta itu sedang digelar Pasar Sore Ramadhan yang menjajakan beraneka rupa penganan untuk menu berbuka puasa. Hal itu seperti yang terlihat pada Ahad sore (27/5).

Salah satu menu yang sangat legendaris dan menjadi ciri khas di Pasar Sore Ramadhan Kauman adalah jajanan kicak. Makanan itu hanya ditemukan selama bulan puasa.

"Setiap bulan puasa, saya selalu berjualan di sini. Mengisi waktu sekaligus mendapat tambahan pemasukan karena sehari-hari saya berjualan soto di sekolah," kata salah satu penjual kicak, Ginah di Yogyakarta, Ahad.

Salah satu penganan yang dijualnya adalah kicak yang dibuatnya sendiri. Satu bungkus kicak dijual dengan harga Rp 3.000.

Kicak yang dibuatnya ditempatkan di wadah plastik kecil transparan yang diberi alas daun pisang. Alas daun pisang digunakan untuk membedakan kicak yang dibuatnya sendiri dengan kicak titipan dari orang lain.

Kicak terbuat dari ketan yang ditanak kemudian ditumbuk hingga menjadi jadah disajikan dengan taburan kelapa parut, gula pasir, aroma vanili, dan daun pandan. Selain itu, kicak dilengkapi sepotong kecil buah nangka untuk menambah rasa.

Salah satu pembeli, Pradita mengatakan, kicak sangat cocok dijadikan makanan untuk berbuka puasa. Hal itu karena memiliki rasa manis dan gurih dengan porsi yang tidak terlalu besar.

Meskipun ada puluhan pedagang yang menjajakan kicak, namun pelopor pembuat kicak di Kauman diyakini adalah Sujilah atau dikenal dengan nama Mbah Wono. Kicak dengan resep asli warisan Mbah Wono tersebut tetap dapat dinikmati oleh pembeli dengan mendatangi salah satu rumah yang juga berada di Gang Kauman. Rumah yang di bagian depannya menggunakan dinding bambu tersebut selalu ramai dijejali pembeli yang ingin menikmati keaslian resep kicak.

Meskipun demikian, pembeli harus datang lebih awal jika ingin menikmati kicak Mbah Wono. Hal itu karena kicak sudah akan ludes terjual sebelum pukul 17.00 WIB meskipun setiap hari ada 12 kilogram ketan yang dimasak untuk menjadi kicak.

Selain kicak dan beragam minuman dan makanan tradisional dengan resep asli Indonesia, di Pasar Sore Ramadhan Kauman juga dapat ditemui pedagang yang menjual makanan bercita rasa India dan Timur Tengah. Makanan itu seperti roti prata atau dikenal juga dengan roti cane dan semacam kebab.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement