REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dahulu sambal dibuat dengan cara diulek menggunakan cobek dan ulekan batu. Namun seiring perkembangan zaman, ada pula sambal yang dibuat dengan menggunakan blender.
Menurut Executive Sous Chef Sailendra Restaurant Heri Purnama, sambal yang diulek dengan tangan akan terasa lebih sedap. Sebab, proses pembuatannya dikerjakan dengan hati yang tulus.
“Kalau diblender, hanya ditaruh bahan-bahannya. lalu dipencet dan jadi sambal. Ini yang membuat apresiasi rasanya akan beda,” ujar Heri di JW Marriott Hotel Jakarta, Mega Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (6/9).
Selain itu, sambal yang sama-sama dibuat dengan cara diulek oleh tangan pun kerap menghasilkan rasa berbeda. Padahal, bahan-bahan pembuat sambalnya sama.
“Cara menguleknya dan aturan (berapa kali ulek). Itu akan berpengaruh juga (pada rasa)” kata Heri memberi tahu alasan mengapa rasa sambal kerap berbeda meski bahan-bahannya sudah sama.
Sisi lain, dalam mengulek sambal pun ada urutannya. Biasanya Heri akan mengulek bahan-bahan yang bertekstur keras terlebih dahulu.
“Biasanya yang keras dulu. Dia pakai garam, biasanya supaya well blend,” ujarnya.