Senin 02 Sep 2019 00:13 WIB

Makanan Cepat Saji Bisa Dibuat Lebih Sehat, Ini Caranya

Seseorang tidak lagi harus menghilangkan kebiasaan makan makanan cepat saji.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Andri Saubani
Iklan makan burger dengan sumpit dari Burger King di Selandia Baru ini menimbulkan kontroversi di media sosial.
Foto: Ist
Iklan makan burger dengan sumpit dari Burger King di Selandia Baru ini menimbulkan kontroversi di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, MASSACHUSETTS-- Diet sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah. Seseorang tidak lagi harus menghilangkan kebiasaan makan makanan cepat saji.

Yang perlu dilakukan hanyalah menghilangkan rasa dari makanan cepat saji tersebut. Sebuah studi baru dari Universitas Harvard menunjukkan makanan cepat saji bisa dibuat lebih sehat, asalkan tidak menggunakan saus dan lapisan atas (topping).

Seperti yang dilansir dari Fox News, Ahad (1/9), jadi yang dikonsumsi hanyalah roti dengan daging olahan panggang (patty), beserta segelas air.

Studi yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine melaporkan 34 waralaba makanan cepat saji yang mereka analisis, rata-rata makanan paket kombo mengandung 1.193 kalori. Jumlah natrium, lemak jenuh, dan gulanya sudah melewati batas untuk dikonsumsi.

“Seseorang harus menahan diri dari saus, menghilangkan saus, menghapus topping seperti keju, dan pilihlah minuman selain soda. Anda akan baik-baik saja,” kata penulis utama Kelsey Vercammen dari T.H. Harvard Chan School of Public Health dalam wawancara dengan Reuters Health.

“Kami terkejut betapa modifikasi pelanggan yang realistis dapat mengubah profil nutrisi makanan,” ujarnya menambahkan.

Sikap Vercammen sangat optimistis dan bermanfaat bagi manusia. Sebab, selama ini makanan cepat saji dipersalahkan atas segalanya, mulai dari obesitas hingga kematian dini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement