Ahad 27 Oct 2019 12:36 WIB

Menikmati Secangkir Kopi Kediri di Food Truck

Sajian kopi arabica dan robusta dibanderol dengan harga sangat murah.

Kopi Mobil / Ilustrasi
Foto: Flickr
Kopi Mobil / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Usaha kopi dari hasil produksi kopi petani Sendang-Tulungagung, yang merupakan binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, Jawa Timur, kian diminati masyarakat. Usaha yang berdiri sejak tiga tahun lalu ini menyediakan kopi jenis arabica dan robusta.

Marketing Omah Kopi, Irwan Kasri mengatakan, usaha ini dirintis dia dengan teman-temannya. Kopi diambil dari petani kopi yang merupakan binaan BI Kediri yang ditanam di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung.

Baca Juga

Dirinya menyebut, Omah Kopi selain menjual kopi seduhan dan berbagai macam variannya juga menjualkan kopi petani. Untuk kopi seduhan, dalam satu pekan biasanya bisa menjual 50 gelas kopi dengan kopi sekitar satu kilogram.

Harga yang ditawarkan juga relatif terjangkau, dimana paling mahal Rp 15.000 per gelas. Pembeli bisa membeli berbagai macam kopi sesuai dengan keinginan. Untuk memudahkan penjualan, juga menggunakan food truck, sehingga lebih memudahkan dalam penjualan.

"Cara mengolah kopi juga membutuhkan teknik sendiri," kata Irwan, Ahad (27/10).

Rasa kopi bisa diolah menjadi lebih kuat maupun ringan. Cara memilih kopi juga harus teliti, sebab jika tidak teliti dan kopi yang diolah ternyata terkena hama, maka rasanya akan hilang.

Pihaknya juga sering komunikasi dengan petani kopi di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Para petani mendapatkan pembinaan, sehingga mereka bisa mengolah tanaman kopi menjadi lebih baik termasuk mengatasi hama yang sering menyerang tanaman kopi.

Dia mengungkapkan, ada dua jenis kopi yang ditanam petani Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, yakni jenis robusta dan arabica. Untuk yang jenis robusta biasanya dijual seharga Rp 90 ribu per kilogram sedangkan jenis arabica dijual lebih mahal seharga Rp1 70 ribu per kilogram. Semuanya sudah dalam keadaan matang.

Namun, ia juga mengatakan saat ini produksi kopi masih terbatas, karena belum panen raya. Setiap pekan sekitar 15 kilogram petani bisa dipanen. Dimungkinkan, panen raya akan dilakukan pada 2020, mengingat tanaman kopi sudah banyak yang matang.

Ia juga berharap tingkat kesejahteraan petani akan lebih baik. Ada 26 petani yang juga menjadi mitra dari Omah Kopi dimana setiap petani rata-rata mempunyai luas lahan sekitar 2 hektare. Dengan budi daya dan cara pengolahan kopi yang baik, dipastikan harga jual kopi petani juga menjadi bagus. Dengan itu, kesejahteraan petani juga bisa menjadi lebih baik lagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement