Senin 30 Dec 2024 11:09 WIB

Penelitian Ungkap Bahaya Mengintai di Balik Kantong Teh

Keamanan kantong teh menjadi perdebatan setelah adanya penelitian terbaru.

Teh celup (ilustrasi). Menurut penelitian, kantong teh dapat melepaskan miliaran mikroplastik ke dalam cangkir air panas Anda.
Foto: Unsplash
Teh celup (ilustrasi). Menurut penelitian, kantong teh dapat melepaskan miliaran mikroplastik ke dalam cangkir air panas Anda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mungkin Anda jarang mendengar hal negatif tentang teh. Wajar saja, sebab minuman ini memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk penurunan berat badan dan kesehatan otak, serta tidak akan membuat Anda kenyang dengan kafein seperti kopi. Namun, kantong teh kini menjadi bahan perdebatan karena penelitian baru menunjukkan benda tersebut dapat melepaskan miliaran mikroplastik ke dalam cangkir air panas Anda.

Menurut sebuah studi baru oleh Mutagenesis Group dari Departemen Genetika dan Mikrobiologi UAB, yang diterbitkan dalam jurnal Chemosphere, tiga merek kantong teh komersial yang tidak disebutkan mereknya, “melepaskan” tiga mikro dan nanoplastik (MNPL) yang berbeda yakni nilon, polipropilena, dan selulosa.

Baca Juga

"Para peneliti UAB mengamati bahwa ketika kantong teh ini digunakan untuk menyiapkan infus, sejumlah besar partikel berukuran nano dan struktur nanofilamen dilepaskan, yang merupakan sumber paparan penting terhadap MNPL," ujar siaran pers dikutip dari laman Best Life pada Senin (30/12/2024).

Para peneliti melakukan simulasi menyeduh teh dan menemukan miliaran MNPL yakni 1,2 miliar partikel per mililiter polipropilena, 135 juta partikel per mililiter selulosa, dan 8,18 juta partikel per mililiter nilon-6. Seperti yang dicatat Good Housekeeping sebelumnya, polipropilena sering digunakan untuk menyegel kantong teh kertas. Beberapa kantong teh yang dipasarkan sebagai "mesh" bahkan seluruhnya terbuat dari anyaman nilon atau poliester. “Mereka melepaskan sejumlah besar mikroplastik dan tidak dapat terurai secara hayati," tulis Good Housekeeping.

Selanjutnya, para peneliti memaparkan partikel-partikel tersebut masuk ke sel-sel usus manusia dan menemukan bahwa sel-sel usus yang menghasilkan lendir memiliki penyerapan mikro dan nanoplastik tertinggi, dengan partikel-partikel tersebut bahkan memasuki inti sel yang menampung materi genetik. Hal ini dinilai mengkhawatirkan karena mikroplastik kemudian dapat memasuki aliran darah, menyebar ke seluruh tubuh.

"Sangat penting untuk mengembangkan metode uji standar untuk menilai kontaminasi MNPL yang dilepaskan dari bahan-bahan kontak makanan plastik dan untuk merumuskan kebijakan peraturan untuk secara efektif mengurangi dan meminimalkan kontaminasi ini. Karena penggunaan plastik dalam kemasan makanan terus meningkat, sangat penting untuk mengatasi kontaminasi MNPL untuk memastikan keamanan pangan dan melindungi kesehatan masyarakat," kata para peneliti dalam tanggapannya.

Mengapa mikroplastik begitu mengkhawatirkan?

Menurut Harvard Medicine, mikroplastik adalah partikel yang lebih kecil dari 5 milimeter yang mengelupas dari plastik saat terurai. Mikroplastik dapat ditemukan dalam berbagai hal, mulai dari kosmetik dan produk pembersih hingga produk pertanian dan makanan laut.

Lebih jauh, seperti yang dicatat dalam penelitian baru, "Kemasan makanan merupakan sumber utama kontaminasi mikro dan nanoplastik (MNPL) dan penghirupan serta konsumsi merupakan jalur utama paparan pada manusia”.

Para ilmuwan masih berusaha menentukan dengan tepat berapa banyak partikel ini yang masih ada di dalam tubuh kita. Namun, Bernardo Lemos, seorang profesor tambahan epigenetika lingkungan di Harvard TH Chan School of Public Health, mengatakan, “Kami melihat lebih banyak data yang menunjukkan bahwa mikroplastik memengaruhi biologi manusia”.

Sebuah studi pada 2022 menemukan bahwa mikroplastik dapat memengaruhi kualitas air mani pria dan dapat berdampak signifikan pada kesuburan pria. Kemudian, sebuah studi tahun 2023 menemukan bahwa mikroplastik polipropilena (jenis yang paling banyak ditemukan dalam kantong teh) meningkatkan ekspresi gen terkait metastasis dan sitokin dalam sel kanker payudara, yang memperburuk metastasis kanker payudara. Terakhir, sebuah studi yang diterbitkan pada pekan lalu menunjukkan bahwa mikroplastik mungkin terkait dengan kanker usus besar dan kanker paru-paru.

Bagaimana Anda bisa tetap aman?

Tracey Woodruff PhD, seorang Profesor Obstetri dan Ginekologi serta Ilmu Reproduksi di UC San Francisco, yang telah mempelajari mikroplastik selama lebih dari tiga dekade, berbagi dengan sekolah tersebut bagaimana orang dapat membatasi paparan mereka terhadap racun tersebut. Pertama, Woodruff tidak memanaskan plastik dalam microwave.

"Panas membuat plastik melepaskan bahan kimia berbahaya seperti BPA, jadi saya selalu memanaskannya dalam microwave dalam keramik atau kaca," katanya.

Ia juga hanya menggunakan botol air kaca atau baja tahan karat. "Saya membeli produk organik sebanyak mungkin untuk mengurangi paparan pestisida," katanya, seraya menambahkan bahwa ia juga membatasi konsumsi daging merah karena dianggap banyak mengandung bahan kimia dalam makanan berlemak.

Selain itu, karena banyak produk pembersih yang tersedia secara komersial dinilai mengandung mikroplastik, Woodruff membuat larutannya sendiri menggunakan soda kue dan air atau cuka. Anda juga dapat memilih teh daun lepas atau merek tertentu yang bebas plastik.

Salah satu cara sederhana untuk menghindari mikroplastik dalam kantong teh adalah dengan menggunakan teh daun lepas dan penyaring atau saringan teh dari baja antikarat. Beberapa merek kantong teh juga telah bebas plastik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement