REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah penyandang disabilitas tunarungu membangun perusahaan rintisan di bidang pangan, yakni Kopi Tuli atau Koptul. Perusahaan ini dibangun untuk menampung para penyandang disabilitas yang sulit mendapatkan pekerjaan.
Berdiri sejak Mei 2018, saat ini Kopi Tuli bermimpi ingin membangun 1.000 gerai kopi di Indonesia. Apabila hal ini terwujud, maka ada sekitar 4.000 penyandang disabilitas yang bisa mempunyai pekerjaan.
"Kopi Tuli merupakan jawaban kekecewaan kami, karena kami selalu ditolak karena penyandang disabilitas. Saya mengirimkan lamaran pada 200 perusahaan dan semuanya ditolak," kata co-founder Kopi Tuli, Adhika, Rabu (30/10).
Kopi Tuli merupakan salah satu peserta Program Akselerator UI Works. Program yangmempertemukan perusahaan rintisan dan pemilik modal itu, terdiri atas serangkaian acara pembinaan akselerasi bisnis perusahaan rintisan yang berlangsung selama tiga bulan.
Pada tahun ini, terdapat 15 perusahaan rintisan yang mengikuti program tersebut.
Melalui program itu, diharapkan menciptakan suatu ekosistem perusahaan rintisan sehingga mampu mengakomodasi perkembangan kewirausahaan yang berkembang dengan cepat.
Adhika berharap, dalam acara tersebut, Kopi Tuli bisa mendapatkan investor untuk mendirikan empat kedai kopi dengan modal Rp 2 miliar. Biaya untuk satu kedai kopi disebut sebesar Rp 500 juta.
Saat ini, kopi yang dijual di Kopi Tuli seharga Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per cangkir. Ke depannya, Adhika berharap, bisa membangun lebih banyak gerai dan mencetak tenaga kerja terampil melalui gerai kopi itu. Hingga saat ini, sudah ada dua gerai Kopi Tuli di kawasan Duren Tiga, Jakarta, dan Depok, Jawa Barat.