Jumat 19 Oct 2018 18:19 WIB

Kenali Gejala 'Speech Delay' pada Anak

Bila perkembangan bicara anak tidak sesuai tahapan orangtua patut waspada

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anak telat bicara/ilustrasi
Foto: sheknows.com
Anak telat bicara/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terlambat bicara atau speech delay pada anak kerap kali tidak disadari oleh para orangtua. Jika tidak cepat diketahui dan ditangani, terlambat bicara dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak. Untuk dapat mengetahui kapan seorang anak terlambat bicara, maka terlebih dahulu orangtua perlu mengenal tahapan perkembangan bicara normal. 

"Dalam setiap tahapan bila perkembangannya tidak sesuai dengan seharusnya sebaiknya orangtua mulai waspada,” ungkap spesialis anak dari KiddieCare Centre, Sunter, Jakarta, dr. Rouli Nababan SpA.

Rouli menjelaskan, pada usia 0-2 bulan bayi hanya bisa menangis saat mengungkapkan keinginannya, namun sejak usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara seperti aah atau uuh yang dikenal dengan istilah cooing. Bayi juga mulai bereaksi terhadap orang lain dengan mengeluarkan suara. Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.

Mendekati usia 6 bulan, cooing berangsur menjadi babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya papapapapa, dadadadada, bababababa, mamamamama. Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai. Pada tahapan usia ini, menurut Rouli orangtua perlu waspada bila tidak ada babbling dan anak tidak menoleh jika dipanggil namanya dari belakang.

Memasuki usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti ya, tidak, habis dan dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti mama dan papa tanpa arti. Sedangkan Usia 9-12 bulan, bayi sudah dapat mengucapkan mama dan papa dengan arti dan akan menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana.

Bayi juga mulai dapat menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah). Ia juga mulai suka membeo dengan menirukan kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.

“Orangtua harus waspada jika bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan dan bila ekspresi wajah kurang pada usia 12 bulan,” kata Rouli.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement