REPUBLIKA.CO.ID, PELALAWAN - Pelalawan Expo yang akan diselenggarakan 6-aka 2 Oktober 2017 mendatangkan penyanyi Iyeth Bustami. Kegiatan yang digelar dalam rangka menyemarakan HUT yang ke-18 Pemkab Pelalawan, Riau ini juga diisi berbagai kegiatan dan perlombaan serta karnaval budaya sekaligus mempromosikan destinasi wisata Sungai Bono.
Sungai Bono muaranya menciptakan gelombang obak tinggi, panjang dan tidak putus-putus. Bono dikenal sebagai salah satu ombak sungai yang bisa untuk berselancar, atau surfing.
Surfer dari Australia, pernah mencetak rekor, dengan selancar ombak Bono di Sungai Kampar, Pelalawan, Riau, 9-12 Maret 2016. Sebutannya, Bono Tujuh Hantu (The Bono Seven Ghosts) yang semakin dicintai turis-turis pencari adventure.
Ada dua rekor yang berhasil pecah sekaligus. Peselancar dari Inggris, Perancis, Brasil dan Amerika Serikat, Malaysia, Singapore, dan Brunei Darussalam, dibuat terpesona karenanya. Banyak wisman terkesan dengan aksi surfer Australia.
Rekor individual, dipecahkan James Cotton. Dia berada di atas ombak selama 1,2 jam dengan jarak tempuh 172 km. Catatan ini mematahkan rekor sebelumnya atas nama Steve King, Inggris, 12,23 km.
Agenda Pelalawan Expo dari tahun ke tahun memang selalu heboh. Tahun ini, penyanyi Iyeth Bustami akan digandeng memeriahkan acara ini.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dibudparpora) Pelalawan, Andi Yuliandri mengatakan selain Iyeth Bustami yang tampil (12/10) malam, setiap malamnya selama pelaksanaan Pelalawan Expo diisi berbagai kegiatan. Dari mulai perlombaan, karnaval budaya hingga pertandingan tarian, semua ada di Pelalawan Expo. Muaranya semua mengarah ke promosi destinasi wisata yang menjadi andalan Kabupaten Pelalawan yakni Sungai Bono.
"Ada perlombaan, karnaval budaya yang diisi oleh paguyuban yang ada di Pelalawan hingga pertandingan tarian. Ini juga sekaligus mempromosikan wisata Sungai Bono yang menjadi andalan," kata Andi.
Bagi Andi, Bono memang sangat layak untuk terus dipromosikan. Alasan utamanya, Gelombang Bono sangat langka. Gelombang terbesarnya hanya ada dua di dunia. Pertama Kuala Sungai Amazon, Brasil. Satunya lagi di Kuala Sungai Kampar, Pelalawan, Riau. Tim ekspedisi Rip Curl bahkan sampai menjuluki ombak Bono di kuala Sungai Kampar dengan sebutan may be unrivaled, mungkin tak tertandingi.
"Dan saat ini Bono sudah semakin dikenal oleh para peselancar lokal maupun dunia," kata Andi.
Menteri Parwisata Arief Yahya mengingatkan kepada daerah agar membuat event berkelas dunia. Menurutnya, wisata Sungai Bono sudah bisa dijual keluar sebagai destinasi yang menarik. "Bono sudah cocok dan gampang diingat dan dikenal serta sangat menjual," kata Menpar Arief Yahya.
Arief Yahya mesyaratkan tiga hal yang paling penting dalam penyelenggaraan event, yaitu gunakan standar event internasional, tetapkan kurator event, event harus sustainable, dan yang terpenting adalah CEO Commitment di daerah. "Bila sudah menetapkan pariwisata sebagai core economy daerah, maka keseriusan kepala daerah dalam mendukung sangat dituntut," kata Arief Yahya.
sumber : Kemenpar
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement