REPUBLIKA.CO.ID, Mengoleksi ratusan kain bukan hal yang mudah. Begitu pula yang dialami kolektor kain Nusantara Sjamsidar Isa. Bukan hanya bingung menyimpannya, bahkan cara perawatannya pun agak merepotkan. Mungkin kalau hanya satu dua kain masih bisa diatasi, tapi bagaimana dengan kain yang berjumlah 500-an yang kini dimilikinya?
Putri Gubernur pertama Sumatra Selatan ini mengaku memang kesulitan menyimpan kain yang jumlahnya tak sedikit itu. Yang paling sulit adalah menyimpan songket benang emas warisan ibundanya, Siti Ramlan Isa.
Sjamsidar pun membagi tipsnya. Dia mengatakan, songket yang didominasi warna merah dengan benang emas ini, harus disimpan dengan cara digulung atau dirol. Selanjutnya, Kemudian dilapisi dengan kertas minyak lalu lapisi kain. Selanjutnya taburkan biji merica kemudian lapisi lagi kertas minyak dan kain lagi. Perlakukan seperti itu dibutuhkan karena jika dilipat benang emasnya bisa patah. "Dan kalau dijual lagi turun harganya,” ujarnya perempuan yang akrab disapa Tjammy ini kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Kain songket emas itu lalu disimpan di dalam plastik selongsongan. Kalau tidak disimpan di plastik, dia mengatakan akan dimakan rayap. Meski trik dimasukkan plastik ini menurutnya masih banya pro kontra, namun ia memilih menyimpannya dalam plastik.
Setelah itu simpan di dalam lemari atau dalam laci. Tjammy pun mengatakan kain tersebut sebaiknya dibuka dan diangin-anginkan sebulan sekali. Namun diakuinya, untuk membuka kembali gulungan-gulungan kain tersebut memang membutuhkan waktu tersendiri.
Sedangkan untuk jneis kain batik dan tenun, cara menyimpannya mudah saja. Menurut dia, tinggal dilipat dan disimpan dalam lemari saja.
(Baca Juga: 70 Helai Koleksi Kain Semarakkan Ultah ke-70 Sjamsidar Isa).