REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur menggunakan bantal yang kurang nyaman bisa memengaruhi kualitas tidur seseorang menjadi kurang optimal. Bantal berperan penting menopang kepala dan leher, sehingga pilihan yang salah berpotensi memperburuk postur atau minimal membuat tidur gelisah sepanjang malam.
Memilih bantal pun susah-susah gampang, yang perlu dilihat dari bahan, kuantitas, dan penyesuaian dengan kecenderungan posisi tidur masing-masing orang. Berikut sejumlah cara memilih bantal yang tepat untuk meningkatkan kualitas tidur, seperti dilansir dari laman Lifehack.
Ketahui posisi tidur
Pertama-tama, Anda harus mengetahui kecenderungan posisi tidur. Ada sebagian orang yang selalu tidur telentang, tengkurap, tidur menghadap sisi kanan atau kiri, bahkan meringkuk, masing-masing memerlukan jenis bantal berbeda agar tidak mengganggu tidur.
Tingkat ketebalan
Jika tidur menghadap sisi kanan/kiri, Anda butuh bantal tebal namun dengan tekstur tidak terlalu empuk untuk menghindarkan masalah pada leher. Mereka yang tidur telentang perlu memilih bantal tidak terlalu tebal, sementara penghobi tidur tengkurap dianjurkan memakai bantal tipis.
Pilihan bahan
Bantal bulu (biasanya bulu sayap unggas) bisa bertahan paling lama hingga delapan tahun, sementara bantal down (bulu bagian leher unggas) bertahan sampai lima tahun. Ada pula bantal dengan bahan sintetis yang rata-rata bertahan enam bulan sampai dua tahun yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.
Ganti berkala
Pakar tidur meyakini bantal harus diganti berkala yang waktunya bervariasi sesuai jenis, antara 12-14 bulan atau bahkan setelah bertahun-tahun. Indikator umum bahwa bantal sudah tidak suportif adalah jika bentuknya tidak kembali seperti semula setelah Anda mengangkat kepala.
Cukup satu bantal
Menggunakan lebih dari satu bantal yang ditumpuk bisa menempatkan kepala dalam posisi tidak wajar dan mengakibatkan sakit di bagian leher atau tulang belakang. Jika ada bantal tambahan, sebaiknya diletakkan di antara kedua kaki untuk menahan tekanan di bagian bawah punggung.