Rabu 24 Jan 2018 08:10 WIB

Menuliskan Daftar Rencana Buat Seseorang Tidur Lebih Cepat

Metode itu adalah menuliskan to-do-list alias daftar tugas yang akan dilakukan esok.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
Metode itu adalah menuliskan to-do-list alias daftar tugas yang akan dilakukan keesokan harinya menjelang tidur.
Foto: Express.co.uk
Metode itu adalah menuliskan to-do-list alias daftar tugas yang akan dilakukan keesokan harinya menjelang tidur.

REPUBLIKA.CO.ID, WACO -- Sebagian orang masih mengalami kesulitan untuk memejamkan mata di malam hari. Penelitian terbaru menyarankan cara sederhana untuk mengatasi kondisi tersebut yang terbukti membuat seseorang lekas terlelap.

Metode itu adalah menuliskan to-do-list alias daftar tugas yang akan dilakukan keesokan harinya menjelang tidur. Hal tersebut terungkap dalam riset yang dilakukan pakar dari Universitas Baylor di Waco, Texas, AS.

"Kita hidup dalam budaya 24/7 dengan pekerjaan bertumpuk yang menyebabkan kita khawatir tentang tugas yang belum selesai. Kebanyakan orang memiliki daftar tersebut berkutat dalam kepala mereka," ujar pemimpin studi, Profesor Michael Scullin.

Ia dan tim mengeksplorasi apakah menuliskan daftar tugas bisa mengatasi kesulitan tidur di malam hari. Studi dilakukan terhadap 57 mahasiswa dan telah dipublikasikan dalam jurnal psikologi eksperimental American Psychological Association.

Para partisipan diminta tinggal di laboratorium pada malam di akhir pekan untuk eksperimen tersebut. Peserta dibagi menjadi dua kelompok sebelum para peneliti menggunakan elektroda untuk memantau aktivitas otak listrik relawan selama mereka tidur.

Lima menit sebelum tidur, kelompok pertama diminta menuliskan daftar hal yang perlu dilakukan keesokan harinya atau beberapa hari ke depan. Kelompok lain diminta untuk menulis tentang tugas yang telah diselesaikan selama beberapa hari sebelumnya.

Hasilnya, kelompok yang menuliskan daftar to-do-list tidur lebih lekas dan nyenyak dibandingkan kelompok yang tidak. Namun, para peserta adalah orang dewasa muda sehat sehingga Scullin belum dapat memastikan apakah hal sama berlaku untuk pasien insomnia.

"Meski begitu, kegiatan menulis serupa juga telah disarankan untuk memberi manfaat bagi pengidap gangguan tersebut. Topik ini bisa dieksplorasi dalam penyelidikan dengan sampel yang lebih besar," tuturnya, dikutip dari laman Express.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement