Ahad 04 Mar 2018 04:10 WIB

Benarkah Proses Penurunan Berat Badan Tergantung Genetik?

Temuan ini menunjukkan proses penurunan berat badan lebih dipengaruhi pola makan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Endro Yuwanto
Sayur dan buah merupakan sumber serat yang baik. Konsumsi secukupnya setiap hari.
Foto: corbis
Sayur dan buah merupakan sumber serat yang baik. Konsumsi secukupnya setiap hari.

REPUBLIKA.CO.ID, Ada anggapan bahwa variasi genetik tertentu membuat sebagian orang lebih mudah untuk menurunkan berat badan dibandingkan orang lain. Faktanya, proses penurunan berat badan lebih dipengaruhi oleh pengaturan pola makan dibandingkan faktor genetik.

Hal ini diungkapkan oleh tim peneliti dari Stanford University, California, Amerika Serikat,  yang telah melakukan pemantauan terhadap 609 orang dewasa gemuk secara acak. Para orang dewasa ini telah menjalani tes genetik dan insulin sebelum pada akhirnya diminta untuk menjalani pola makan rendah lemak atau rendah karbohidrat selama 12 bulan.

Kelompok yang menjalani pola makan rendah lemak dan rendah karbohidrat sama-sama memangkas asupan kalori sebesar 500 kalori per hari. Pada kelompok diet rendah lemak, jumlah lemak yang dikonsumsi diturunkan dari 87 gram menjadi 57 gram. Sedangkan, pada kelompok diet rendah karbohidrat, jumlah asuapan karbohidrat diturunkan dari yang biasanya 247 gram menjadi 132 gram.

Analisis gen menunjukkan bahwa beberapa variasi gen berkaitan dengan cara tubuh memproses lemak atau karbohidrat. Namun, para orang dewasa gemuk ini rata-rata mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 hingga 6 kilogram terlepas dari gen, kadar insulin, maupun tipe diet yang mereka jalani.