Rabu 07 Mar 2018 06:54 WIB

Jauhi 6 Kesalahan Ini Sebelum Berusia 40 Tahun

Salah satunya adalah masalah kesehatan kardiovaskular.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Hidup sehat. Ilustrasi
Foto: Netdoctor
Hidup sehat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Dampak dari perilaku hidup yang tak sehat mungkin tidak langsung terlihat di usia muda. Namun, masalah kesehatan akibat perilaku yang tak sehat biasanya mulai muncul ketika memasuki usia 40-an. Salah satunya adalah masalah kesehatan kardiovaskular.

"Beberapa faktor risiko penyakit jantung benar-benar mulai meningkat pada (usia) 40-an," ungkap Direktur Eksekutif Program Intervensi Kardiovaskular Brigham and Women's Hospital Heart and Vascular Centre sekaligus profesor dari Harvard Medical School Deepak Bhatt MD, seperti dilansir NetDoctor.

Beberapa faktor risiko yang cenderung meningkat ketika mencapai usia 40-an adalah tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas dan diabetes. Meski cenderung meningkat, faktor-faktor risiko penyakit jantung ini bisa dicegah dengan cara menerapkan pola hidup yang baik, jauh sebelum memasuki usia 40-an.

Demi jantung yang sehat, Bhatt mengatakan setidaknya ada enam hal buruk yang perlu diubah sebelum mencapai usia 40 tahun. Berikut ini adalah keenam hal tersebut.

Kenaikan Berat Badan

Sesaat memasuki usia 40 tahun, seseorang cenderung lebih berisiko terhadap penambahan berat badan dan pelebaran lingkar pinggang. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh sistem metabolisme tubuh yang mulai melambat. Lingkar pinggang yang besar tentu berpengaruh terhadap peningkatan risiko penyakit jantung.

Sebelum mencapai usia 40 tahun, ada baiknya seseorang mulai membiasakan diri untuk menimbang berat badan secara berkala. Penimbangan berat badan secara rutin sangat efektif dalam mengendalikan berat badan dan mencegah kenaikan berat badan. Pengecekan berat badan sebaiknya dilakukan setelah pagi hari sebelum makan atau sebelum mandi.

Bhatt mengatakan fluktuasi berat badan dalam satu hari cenderung normal. Yang terpenting adalah pengukuran berat badan dilakukan secara konsisten pada jam yang sama di pagi hari. Modifikasi pola makan perlu dilakukan jika berat badan cenderung meningkat dalam satu minggu.

Porsi Makan Besar

Porsi makan termasuk hal yang perlu diperhatikan sejak dini agar tak terbiasa mengonsumsi terlalu banyak kalori. Porsi makan yang terlalu banyak dapat menyebabkan peningkatan berat badan secara bertahap namun signifikan. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah ini adalah menghindari dorongan untuk menambah porsi makan.

Jenis makanan yang dikonsumsi dalam satu sajian juga harus beragam dan seimbang. Bhatt mengatakan porsi protein dalam satu kali makan sebaiknya sebesar kepalan tangan. Sedangkan sajian gandum sebaiknya hanya sebesar bola tenis dalam satu kali makan.

"Sajian sayur sebaiknya sebesar bola baseball (satu cangkir dalam satu kali makan)," jelas Bhatt.

Konsumsi lemak juga perlu dibatasi dengan seksama, misalnya mentega hanya satu sendok teh atau minyak zaitun hanya satu sendok makan dalam satu kali makan. Yang terpenting adalah makan ketika lapar dan tidak makan dalam porsi berlebih.

"Tetap berpegang pada opsi rendah kalori seperti buah dan sayur," lanjut Bhatt.

Menghindari Interaksi Sosial

Isolasi sosial dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan jantung di usia tua. Penelitian dalam jurnal Heart pada 2016 lalu mengungkapkan bahwa rasa kesepian dan isolasi sosial memiliki sama buruknya dengan rokok dalam hal kesehatan jantung. Kurangnya hubungan sosial bahkan dikatakan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 29 persen.

Untuk ini, hubungan pertemanan sebaiknya tetap terjaga dan terpelihara sejak dini. Hal ini penting untuk diperhatikan karena umumnya laki-laki menjelang usia 40-an cenderung kehilangan kontak dengan teman-teman mereka.

"Hidup lebih baik ketika Anda memiliki orang-orang untuk berbagi keberadaan Anda," ungkap ahli kardiologi sekaligus profesor dari Langone Health di New York University, Richard Stein MD.

Berolahraga Terlalu Berat di Gym

Waktu olahraga yang ideal adalah 30-45 menit per hari, sebanyak tiga hingga empat kali per minggu. Melakukan olahraga berintensitas berat dengan frekuensi yang terlalu banyak justru dapat memberi dampak buruk bagi jantung, khususnya di kemudian hari.

Olahraga sebaiknya dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh dan secara terstruktur. Pemanasan dan pendinginan baik sebelum maupun setelah olahraga sebaiknya tidak diabaikan. Jalan kaki atau peregangan bisa menjadi ide yang baik untuk pemanasan sebelum olahraga.

Mengabaikan Stres

Stres merupakan hal yang tak mungkin dihindari dalam hidup. Tapi setiap orang memiliki dua pilihan ketika menghadapi stres, yaitu memberi respon yang baik atau tidak baik. Stres akan berdampak buruk bagi kesehatan jantung di masa mendatang jika seseorang tidak melakukan apapun untuk mengeliminasi atau mengendalikan stres.

"Bagaimana Anda bereaksi terhadap stres akan membuat perbedaan besar," ujar Bhatt.

Meditasi merupakan salah satu opsi yang bisa dilakukan untuk mengendalikan stres. Baik dengan ataupun tanpa sentuhan spiritual, Bhatt mengatakan meditasi dapat membantu seseorang untuk memberi reaksi yang sehat terhadap stres.

Tak Lepas dari Rokok

Bukan rahasia jika merokok dapat memberi dampak negatif bagi kesehatan, termasuk kesehatan jantung. Karena itu, kebiasaan merokok sebaiknya dihentikan sejak jauh-jauh hari, sebelum memasuki usia 40-an.

Berhenti merokok memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, kunci keberhasilan dari berhenti merokok adalah terus berusaha dan mencoba untuk berhenti. Stein mengatakan rata-rata perokok dapat berhenti merokok setelah mencoba berhenti sebanyak tujuh hingga 10 kali. Agar lebih mudah, perokok bisa meminta bantuan dokter agar bisa terlepas dari kecanduan rokok.

"Merokok tak diragukan lagi merupakan salah satu hal terburuk yang bisa Anda lakukan untuk jantung Anda," jelas Stein.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement