Siapa yang suka ngeluh kerja penuh tekanan, di bawah deadline, bahkan dengan level stres tinggi? Sabar, namanya juga kerja sama orang. Biasanya tekanan atau stres ini sepadan dengan gajinya. Tapi kalaupun tidak, itu sudah risiko pekerjaan.
Bagi Anda generasi milenial yang baru terjun ke dunia kerja, pekerjaan pertama tentu menjadi tantangan yang tidak mudah. Belum terbiasa dengan tekanan yang datang dari bos, rekan kerja, sampai klien atau konsumen. Apalagi kalau pekerjaan yang digeluti tidak sesuai passion, harus lebih keras beradaptasi.
Ada orang yang mampu menghadapi tekanan atau stres akibat pekerjaan tersebut. Tapi banyak pula yang gagal. Akhirnya resign atau mengundurkan diri, mencari pekerjaan yang lebih baik. Angan-angannya sih bekerja sesuai passion, tekanan atau level stres rendah, tapi gaji besar.
Kalau kamu sedang mencari pekerjaan dengan kriteria di atas, berikut ini pekerjaan yang memiliki tingkat stres rendah dan cocok untuk milenial yang gak mau susah.
Baca Juga: Tips Bisa Lolos Wawancara Kerja Jadi Desain Grafis
1. Kerja, motret, sambil jalan-jalan sebagai fotografer
Fotografer
Dengan beban kerja yang terbilang ringan dan meningkatnya permintaan terhadap jasa potret, profesi ini semakin digandrungi milenial. Asal punya kamera semi profesional saja, kamu sudah bisa menggali pundi-pundi uang.
Biasanya sih berawal dari hobi foto, kemudian menekuninya sebagai profesi. Profesi sebagai fotografer cocok untuk usaha sampingan (freelancer) maupun tetap. Tidak sedikit karyawan banting stir menggeluti pekerjaan ini karena pasarnya gak pernah sepi. Contohnya untuk hajatan pernikahan, pre wedding, ulang tahun, kelulusan, sampai dijual di situs foto dengan harga tinggi.
Modal jadi fotografer saat ini tidak lagi semahal dulu. Dengan bujet tidak sampai puluhan juta rupiah, kamu sudah bisa membeli perlengkapan kamera yang dibutuhkan. Enak kan kerja sambil motret, plus jalan-jalan, dapat duit lagi. Gak bakal bosan deh.
2. Meramal risiko perusahaan sebagai aktuaris
Aktuaris
Di Indonesia, aktuaris boleh dibilang masih jarang peminatnya. Mungkin karena urusannya dengan hitung menghitung, seperti statistik dan matematika. Tapi tahukah kamu, beban atau tanggung jawab menjadi seorang aktuaris gak berat-berat amat. Padahal gajinya sangat menggiurkan dan menjadi salah satu bidang pekerjaan elit di luar negeri.
Saat menekuni bidang pekerjaan ini, tugas aktuaris adalah ‘meramal’ risiko yang kemungkinan terjadi di sebuah perusahaan. Menganalisa segala aspek yang berhubungan dengan suatu perusahaan menggunakan teori statistik dan matematika. Dengan begitu, aktuaris dapat memperkirakan konsekuensi buruk apa yang mungkin terjadi di perusahaan tersebut.
Lantaran jumlah orang yang menggeluti profesi aktuaris masih sedikit di Indonesia, kamu tidak perlu takut kehilangan pekerjaan karena tergantikan orang lain. Terlebih, perkiraan kebutuhan aktuaris ke depan semakin meningkat.
3. Menebar pola hidup sehat sebagai ahli gizi
Ahli Gizi
Masyarakat saat ini sudah sadar pentingnya kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat. Di sinilah pentingnya peranan seorang ahli gizi. Ahli gizi biasanya bekerja di klinik, rumah sakit, pusat-pusat kebugaran, dan lainnya yang membutuhkan ahli gizi. Atlet, model, artis kerap berkonsultasi dengan ahli gizi saat ingin menjalankan program diet atau untuk membentuk tubuh ideal.
Profesi ahli gizi bisa dibilang pekerjaan menjanjikan, tingkat stres rendah, gajinya besar pula. Jadi pertimbangkan ini bisa jadi jurusan kuliah yang nanti kamu ambil, karena sekarang ini semakin banyak peminat gaya hidup sehat. Pastinya akan berbanding lurus dengan kebutuhan profesi ahli gizi.
Baca Juga: Tips Lolos Wawancara Kerja untuk Posisi Software Engineer
4. Mengikuti tren rambut sebagai penata rambut profesional
Mengikuti tren rambut sebagai penata rambut profesional
Menjadi hairstylist atau penata rambut profesional termasuk salah satu pekerjaan dengan beban kerja ringan yang bisa dipilih milenial. Tanpa deadline dan jam kerja bisa kamu atur sendiri sehingga profesi ini minim tekanan.
Meski banyak sekolah yang mengajarkan menjadi penata rambut, tapi praktiknya, sertifikat maupun gelar formal tidak dibutuhkan. Asalkan punya pengalaman, jam terbang cukup, serta selalu update model rambut terbaru atau yang lagi tren.
Faktanya di lapangan, menjadi hairstylist di industri modeling dan salon bisa memberikan penghasilan cukup menjanjikan. Jadi, sudah tingkat stres rendah, kebutuhan finansial akan tercukupi dari pekerjaan ini.
5. Berkutat di depan komputer sebagai engineer IT atau programmer
Engineer IT atau programmer
Pesatnya laju perkembangan teknologi, membuat profesi di bidang informasi teknologi (IT) semakin diminati. Setiap perusahaan, baik swasta maupun BUMN pasti membutuhkan profesi tersebut. Karena IT saat ini menjadi tulang punggung bisnis perusahaan.
Gaji yang ditawarkan untuk profesi ini juga lumayan tinggi, apalagi buat yang sudah berpengalaman. Bagi milenial yang freak banget dengan yang namanya teknologi, bekerja di bidang IT tidak pernah terasa menjemukan.
6. YouTuber dan Selebgram
YouTuber dan Selebgram
Mungkin dua profesi ini sekarang jadi idaman milenial. Dulu, anak-anak ditanya kalau sudah besar mau jadi apa? Jawabnya polisi, dokter, insinyur, dan lainnya. Tapi sekarang, maunya jadi YouTuber.
Memang sih tinggal nyiapin konten-konten menarik tanpa batasan waktu, bisa menghasilkan penghasilan lumayan besar. Modalnya cuma media sosial, YouTube maupun Instagram, ponsel, dan subscriber atau follower. Kalau kamu konsisten menyuguhkan konten unik dan menarik, pasti dengan sendirinya subscriber dan follower akan mengikuti.
Dengan begitu, sejumlah tawaran iklan, endorse akan berdatangan dari perusahaan. Itu bisa jadi penghasilan buat kamu. Gak main-main, di Instagram saja, sekali posting dari jutaan rupiah sampai ratusan juta rupiah, seperti para artis yang punya banyak follower.
Keluar dari Zona Nyaman, dan Mulai Tantangan
Bekerja di mana atau di bidang apa, memang pilihan atau hak setiap orang. Asalkan senang dan ikhlas menjalaninya, semua terasa enteng, tanpa beban. Begitu sudah dipaksakan, maka yang ada hanya rasa jenuh, uring-uringan, dan hidup hanya diisi keluh kesah.
Tapi mumpung masih muda, coba deh melakoni pekerjaan di luar zona nyamanmu. Belajar hal-hal baru, sehingga kamu akan menyukainya. Tantangan harus dihadapi bukan dihindari, termasuk dengan tekanan di kantor. Begitulah yang harus dilakukan kalau mau jadi orang sukses.
Baca Juga: Mau Sukses Diterima jadi Social Media Specialist? Lakukan Ini sebelum Kamu Wawancara Kerja