REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat kemarau dan polusi udara yang kian memburuk, kulit bayi membutuhkan perawatan ekstra. Ini mengingat kulit bayi lebih rentan dan sensitif daripada kulit orang dewasa.
Dokter spesialis kulit dan kelamin Siloam Hospital Edwin Taninaha menyampaikan panas matahari bisa membuat kulit bayi menjadi gatal, kering dan menimbulkan bercak putih. Begitupun dengan polusi udara bisa membuat kulit bayi alergi.
“Makanya saat bayi mau dibawa ke luar bisa kita pakaikan sunblock untuk bayi sehingga kulit bayi tetap terlindungi,” kata Edwin usai peluncuran sebuah produk bayi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Untuk melindungi kulit bayi dari polusi udara, orang tua bisa menggunakan tisu basah khusus bayi untuk mengelap kulit bayi yang terpapar polusi. Misalnya ketika bayi diajak naik motor padahal polusi udara sedang buruk, pastikan setelah sampai di rumah atau di lokasi tujuan kulit bayi dilap dengan tisu basah.
“Produk tisu basah yang orang tua pilih juga harus dipastikan bebas dari kandungan alkohol, tidak mengandung antiseptik, tidak mengandung parfum, dan ada label BPOM,” jelas Edwin.
Untuk memastikan kulit bayi tetap terawat dan lembut, mandikan bayi dua kali sehari. Mandi adalah cara terbaik untuk menghilangkan keringat dan menjaga kulit tetap bersih. Setelah mandi, pakaikan losion atau skin care yang aman sesuai dengan kulit bayi dan mengandung bahan-bahan alami.
Saat kemarau, orang tua juga dianjurkan mengganti popok sesering mungkin. Rutin mengganti popok bisa menjaga kulit bayi tetap segar dan menghindar ruam popok.