REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sektor pariwisata Nusa Tenggara Timur dalam beberapa tahun terakhir ini cukup menggembirakan. Hampir setiap tahun sejumlah kawasan wisata di provinsi berbasis kepulauan itu terus memikat wisatawan, baik domestik dan mancanagera.
Sejak 2013 lalu, pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pariwisata mengelar sebuah program promosi kawasan wisata di NTT dengan sebutan "Sail Komodo". Dampaknya luar biasa. Setiap tahun jumlah kunjungan wisatawan ke daerah itu tersebut terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Kawasan wisata yang menjadi favorit adalah kawasan wisata Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat di pulau Flores yang menyimpan sejumlah potensi wisata alam yang sangat luar biasa. Di samping itu juga adanya hewan karnivora Komodo atau nama latinnya "Varanus komodoensis" ikut menjadi daya tarik.
Komodo adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Kehadiran Sail Komodo tak hanya memberikan dampak meningkatnya kunjungan wisatawan. Berkat Sail Komodo Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) masuk dalam kategori tujuh keajaiban dunia.
Daya tarik Komodo semakin kuat dengan terpilihnya Komodo sebagai 10 destinasi wisata terbaik dunia dari 100 destinasi yang dipilih. Komodo kemudian semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan. Melihat itu pemerintah pusat kemudian menetapkan Komodo sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas nasional.
Tak hanya itu, pemerintahpun mulai memberikan perhatian khusus ke NTT khususnya dalam sektor pembangunan infrastruktur. Hal itu terbukti dengan dibangunnya Bandara Komodo di Labuan Bajo dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember 2015 lalu.
Masuk dalam daftar tujuh keajaiban dunia, membuat Labuan Bajo menjadi pemikat wisatawan. Pada tahun 2016 kunjungan wisatawan ke NTT mencapai 745.851 wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Sementara, pada tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan ke NTT khususnya ke Pulau Komodo, Labuan Bajo, mencapai kurang lebih 1 jutaan wisatawan.
Kunjungan wisatawan ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bahkan melampaui target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Hal ini tercantum dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) Gubernur NTT yang diserahkan kepada Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno pada Rapat Peripurna DPRD NTT dalam masa persidangan ketiga tahun 2018, di Aula DPRD NTT beberapa waktu lalu.
Sesuai data dalam LKPJ-AMJ tersebut, menunjukkan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik periode tahun 2013 hingga 2016 mengalami pertumbuhan yang membaik. Total kunjungan wisatawan pada tahun 2013 sebanyak 425.440 orang, yaitu terdiri dari wisatawan mancanegara berjumlah 78.677 orang dan wisatawan domestik 346.763 orang.
Selanjutnya pada tahun 2016, angka kunjungan meningkat menjadi 745.851 orang atau wisatawan mancanegara sebanyak 133.784 orang dan wisatawan domestik 612.067 orang. Dengan demikian, perkembangan kunjungan wisatawan ke provinsi NTT terjadi peningkatan sebesar 10 persen hingga 15 persen.
Dalam laporan itu menyebut capaian paling tinggi kunjungan wisatawan ke NTT terjadi pada tahun 2016. Terbukti realisasi angka kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 133.784 orang atau 118,40 persen dan wisatawan domestik 612.067 orang atau 113,02 persen dan melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD.
Infrastruktur Pendukung
Bicara soal peningkatan pariwisata tidak hanya sebatas berbicara tentang kawasan wisatanya saja. Tetapi juga butuh infrastruktur pendukung.
Infrastruktur pendukung itu berupa jalan, bandara, pelabuhan, maskapai penerbangan, jaringan telekomunikasi serta fasilitas pendukung lainnya agar lokasi wisata yang baru bisa dikenal.
Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius A Jelamu kepada wartawan dalam setiap kesempatan selalu menyampaikan promosi itu sangat penting. Jaringan telkomsel sangat dibutuhkan di lokasi wisata, sehingga saat berwisata, wisatawan bisa langsung mengupload lokasi wisata tersebut di media sosial.
"Di media sosial mereka akan bercerita tentang lokasi wisata NTT yang indah, alam, budaya serta masyarakat yang ramah, akan membuat orang lain yang membacanya akan tertarik," tambahnya.
Hingga saat ini hampir seluruh kawasan wisata di NTT sudah mempunyai jaringan telkomsel baik yang 3G maupun yang 4G guna mendukung pariwisata. Di samping itu, setelah Sail Komodo 2013 itu, pembangunan hotel terus meningkat. Bahkan hingga kini ada sejumlah hotel bintang lima yang tengah dibangun di daerah itu.
Tak hanya itu, di sektor jasa khususnya penerbangan, saat ini memberikan kemajuan yang sngat pesat. Kurang lebih dua sampai tiga penerbangan membuka rute baru dari Jakarta menuju Labuan Bajo mengingat kawasan wisata itu semakin digemari.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur Abed Frans dalam beberapa kalai kesempatan mengaku optimistis layanan penerbangan yang dibuka dari Jakarta ke Labuan Bajo serta dari berapa daerah ke Kupang akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTT khususnya ke Labuan Bajo.
"Kami yakin market wisatawan ke NTT akan meningkat dan semakin terbuka seiring dengan hadirnya layanan penerbangan baik dari Jakarta-Labuan Bajo, serta ada juga sekarang dari Lombok ke Kupang pulang pergi," tuturnya.
Ia mengatakan Asita sebagai bagian dari pelaku usaha pariwisata selalu menyambut baik hadirnya layanan penerbangan dari berbagai daerah yang masuk NTT, baik melalui pintu barat di Labuan Bajo, Pulau Flores maupun pintu timur di Kota Kupang, Pulau Timor.
Selain untuk memperlancar arus transportasi, lanjutnya, hal itu sekaligus membuka kesempatan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan ke NTT. Di sisi lain, Sail Komodo 2013 lalu juga memberikan dampak bagi kawasan wisata lain di NTT. Alor misalnya dengan kawasan wisata bawah lautnya kini dikenal sebagai kawasan diving terbaik.
Pulau Sumba dengan kawasan wisata alam serta budaya megalitikumnya juga menjadi salah satu destinasi wisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Sementara itu Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) optimis bisa menggenjot target wisman tahun 2018 sesuai target. Optimis tersebut diperkuat capaian kunjungan wisatawan tahun lalu yang jauh melebihi target.
"Karena itu target 500.000 jumlah kunjungan wisatawan untuk Manggarai Barat sampai dengan tahun 2018, bisa tercapai bahkan lebih," ujar Bupati Mabar Agustinus Ch. Dula.
Bupati Gusti menilai target yang dicanangkan tersebut cukup realistis melihat sepanjang tahun lalu ikon destinasi wisata Labuan Bajo seperti Pantai Pede, Pulau Padar, Pink Beach, Pulau Rinca Pulau Komodo Batu Cermin dan ikon utama Komodo terus dikunjungi wisatawan.
Peningkatan jumlah kunjungan juga terlihat di sejumlah lokasi wisata alam yang indah seperti Istana Ular dan danau Sanonggoang.
"Jadi, kami optimis sekali. Apalagi, pemerintah pusat memberikan perhatian yang sangat besar kepada daerah ini. Dan atas nama pemerintah dan masyarakat Mabar, saya menyampaikan rasa bangga, terima kasih dan rasa hormat kepada Presiden Joko Widodo yang memberikan perhatian begitu besar terutama dalam bidang infrastruktur dalam mendukung sektor pariwisata di Kabupaten ini," ucapnya.