REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali pelancong tidak memikirkan dampak lain dari perjalanan wisata. Pasalnya, kemanapun perjalanan eisata dilakukan ada kemungkinan pulang ke rumah dengan membawa penyakit.
Sumber penyakit atau parasit ini bisa dari beragam tempat dan aktivitas. Sebagai contoh, saat aktivitas berenang, mendaki, mengelus binatang, hingga minuman yang tidak disterilkan.
Direktur Unit Penyakit Tropis dari Toronto, Dr Andrea Boggild, mengatakan, sebanyak 30 persen pelancong setidaknya kembali dengan satu parasit. Bahkan, Boggild sendiri sebelumnya terdeteksi membawa tiga parasit usai berlibur.
Dilansir melalui Fodor's Travel, Senin (2/12), infeksi parasit bisa berasal dari makanan dan minuman yang terkontaminasi kotoran. Parasit akan masuk dengan cara menggigit atau menggali kulit yang tidak terlindungi.
Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari parasit saat berlibur. Berikut cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Boggild menyarankan untuk mencuci, merebus, dan mengupas buah yang dibeli saat bepergian. Sementara untuk buah, seperti pisang, mangga, atau alpukat sebaiknya mencucinya sebelum dikonsumsi.
Kemudian konsumsilah air hanya dari sumber yang terpercaya. Hindari mengonsumsi es batu karena kita tidak tahu sumber air yang digunakan untuk membuatnya. Jika memang ragu, jangan tambahkan es batu sedikitpun.
Bila berwisata di pantai sebaiknya gunakan alas kaki yang baik. Alas kaki di pantai bisa menghindari terkena cacing tambang atau kutu pasir.
Bila berencana berenang, maka hindari berenang di air tawar. Berenang di air tawar sangat berisiko tinggi terkena parasit. Destinasi yang berisiko tinggi, termasuk Jamaika, Afrika Barat dan Timur, Haiti, Peru, dan Asia Tenggara.
Ada baiknya kita juga menghindari produk dari grocery stores. Produk ini juga terkontaminasi parasit yang dibawa dari daerah asalnya. Kemudian usai berlibur apabila merasa kurang sehat sebaiknya langsung berkonsultasi ke dokter.
Ikuti Whatsapp Channel Republika