REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA — Industri pernikahan (wedding) nasional siap unjuk gigi jadi jalur penyumbang devisa negara. Sebanyak 11 perwakilan industri pernikahan yang menggelar pameran di Singapura, menargetkan mampu mendatangkan 250 pasangan ke Indonesia. Jumlah itu merupakan target yang ingin diraih dalam pameran wedding terbesar di Singapura. Sebab, sebanyak 2.500 pasangan yang ingin menikah sudah mendaftar untuk mengikuti pameran tersebut.
“Industri nasional pasang target 10 persen dijaring untuk 3 program, ‘pre-wedding photo tour’, ‘wedding’-nya sendiri dan honeymoon travel,” kata Sekretaris BPPD Bali, Gilda Sagrado pada Republika.co.id di Singapura, Kamis (1/100.
Gilda menambahkan, setiap pasangan yang akan menikah dapat mendatangkan devisa rata-rata 10.000 dolar Singapura. Jika ditotal, maka dari pameran yang hanya berlangsung mulai Jumat (2/10) hingga Ahad (4/10) mampu mendatangkan devisa sekitar 2,5 juta dolar Singapura atau Rp 2,5 miliar. Gilda menambahkan, nilai itu hanya dihitung dari pengeluaran setiap pasangan. Belum dihitung dengan keluarga yang akan hadir di resepsi pernikahan, serta tamu-tamu yang juga akan datang ke Indonesia.
Menurut Gilda, pameran yang digelar di Dhoby Ghaut, Singapura ini mengikutkan 11 perusahaan yang bergerak dalam industri pernikahan asal Bali. Mereka adalah Bali Wedding Paradise, Lestari Bali Wedding, Why Imagine, Ricky & Co Photography, Imaj Galery, Point One Design, Puri Amanda Decoration, Dijon Catering, The Sanctus, serta Bulanmadu.com.
Mereka sudah menjalin komunikasi dengan 60 industri pernikahan di Singapura. Di pameran ini, wisata pernikahan nasional masuk melalui jalur destinasi Bali. Menurut Gilda, tawaran destinasi menjadi penarik yang paling efektif menjaring wisatawan masuk ke Indonesia. Selanjutnya, baru akan masuk melalui tawaran-tawaran pariwisata pernikahan.
“Segmentasi pasar untuk Indonesia di Singapura adalah menikah di luar ruangan (outdoor), sebab di Singapura terkendala masalah space (ruang), jadi potensi mereka menikah di luar sudah hampir pasti,” kata Gilda.