REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menunggu 10 tahun, akhirnya dahaga para penggemar dan penikmat novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy akan terpuaskan. Sastrawan yang dijuluki “Novelis No. 1 Indonesia” itu menulis sekuel novel tersebut, “Ayat-Ayat Cinta 2”.
Novel “Ayat-Ayat Cinta 2” diterbitkan oleh Republika Penerbit, dan diluncurkan sekaligus dibedah perdana di Ponpes Modern Ummul Quro, Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/11). Acara yang dihadiri sekitar 4.000 santri itu menampilkan Habiburrahman El Shirazy dan jurnalis senior Republika yang juga cerpenis dan novelis, Irwan Kelana.
Habiburrahman menyebutkan, perbedaan novel “Ayat-Ayat Cinta” (AAC) dengan AAC 2, terutama mengenai setting tempat. AAC mengambil latar tempat di Mesir. Di Negeri Seribu Menara itu Fachri (tokoh utama dalam novel AAC) berhadapan dengan tantangan bagaimana menunjukkan keindahan dan kebenaran Islam.
“Termasuk tantangan dalam mengejar cita-citanya menjadi sarjana Al Azhar University Kairo, yang hampir saja batal karena dia dituduh melakukan perkosaan terhadap seorang gadis Mesir,” kata Habiburrahman El Shirazy.
Sedangkan AAC 2, ujar Habiburrahman, mengambil setting tempat di Edinburgh, Skotlandia, Inggris Raya. “Tantangan Fachri di Inggris Raya adalah berhadapan dengan orang-orang Eropa yang sangat membenci Islam dan berada langsung di Tanah Eropa,” papar Habiburrahman El Shirazy.