Kamis 11 Feb 2016 10:50 WIB

Si.Se.Sa, Lini Busana Muslim Syar'i yang Modis

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Model mengenakan busana Muslim Syar’i karya Si. Se. Sa di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Rabu (10/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Model mengenakan busana Muslim Syar’i karya Si. Se. Sa di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Rabu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, Eksistensi busana Muslim di percaturan dunia mode semakin diperhitungkan. Satu dekade terakhir, prospek bisnis busana tertutup ini amat menjanjikan. Demikian pula di Indonesia. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, perkembangan hijab ini sangat pesat. Di mana-mana terlihat orang mengenakan busana tertutup.

Sisesa, lini kedua dari desainer sekaligus merek busana Muslim kenamaan, Merry Pramono, turut meramaikan eksistensi busana tertutup sejak 2011. Si.Se.Sa, yang dibesut ketiga putri Merry Pramono, yaitu Siriz, Senaz dan Sansa ini, namun tidak melulu mengekuti tren, melainkan menciptakan tren dan menjadi pencetus mode yang konsisten mengusung busana syar'i, sesuai kaidah Islam. Baru saja dilakukan pagelaran busana tunggal Sisesa di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rabu (10/1).

"Si.Se.Sa hadir sebagai busana syar'i yang fashionable, stylish, namun tetap sesuai kaidah Islam, tidak melanggar aturan Islam, kita tidak melulu ikut tren, tapi justru menciptakan tren," kata Senaz, perwakilan Si.Se.Sa.

Peragaan busana menampilkan 61 koleksi dalam tujuh rangkaian babak. Mulai dari menampilkan koleksi serbapolos, motif cetak bunga tulip, printing tulip, koleksi bordir, bling-bling, swarovski dan juga busana pengantin berbahan brokat dan lace bertabur gemerincing kristal swarovski.

Dalam setahun, Si.Se.Sa bisa mengeluarkan empat kali rangkaian koleksi terbaru. Desain khas Si.Se.Sa, yaitu khimar juga memiliki pola khusus, yaitu menjunjung kenyamanan maupun mempercantik bentuk wajah, seperti anti-tembem.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement