REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan ringan dengan kemasan atau merek yang berbau pornografi sebenarnya bukan hal baru. Setiap kali muncul tetap saja timbul pro dan kontra.
Beberapa hari lalu YLKI meminta produsen makanan ringan Bihun Kekinian alias Bikini menari seluruh produknya. YLKI memandang kemasan bergambar tubuh dibalut pakaian renang bikini dengan jargon 'remas aku' tidak edukatif bagi bangsa.
Masyarakat pun punya pandangannya sendiri terhadap makanan ringan dengan kemasan atau merek seperti itu. Asri Maulia Rahma (22 tahun), karyawati, menilai kemasan Bikini tidak pantas, terlebih mereka yang menyantapnya bukan hanya orang dewasa.
"Pengusahanya ada-ada saja bikin nama kayak gitu, kayak nggak ada nama lagi," komentar Asri, Senin (8/8). Ia memandang kemasan makanan model Bikini bisa merusak perilaku anak muda.
Mahasiswi Sarfiani Kusfiana (21) mengira pembuat Bikini mencoba menciptakan sesuatu yang baru, tapi salah kaprah. "Salah tanpa memikirkan dulu dampaknya apa," katanya. Bagi Sarfiani, terbiasa terpapar dengan hal yang kurang akan membawa ke perilaku yang kurang baik pula.
Komentar datang juga dari salah satu pegawai kedai kopi Astrid Andamsari (21). "Menurut gue sih nggak pantas, dengan adanya produk-produk kayak gitu malah makin membuktikan kalau Indonesia nggak bisa menciptakan produk yang layak saing. Dari segi memberi nama kemasan saja nggak bagus, apalagi komposisi dalamnya," katanya.