REPUBLIKA.CO.ID, Kebahagiaan bisa dimaknai berbeda di berbagai belahan dunia. Khusus di Skandinavia, ada konsep bernama hygge (dibaca hoogha) yang merefleksikan kebahagiaan sehari-hari lewat cara sederhana.
Ulasan lengkap mengenai hygge di bahas tuntas dalam buku terbaru Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute Kopenhagen. Pria Denmark itu menulis buku berjudul The Little Book Of Hygge: The Danish Way To Live Well terbitan Penguin Life.
Wiking menjelaskan, kebahagiaan adalah hal yang sulit dievaluasi karena memiliki definisi luas dengan banyak indikator. Namun, pada dasarnya konsep kebahagiaan hygge mencakup kesenangan, kesetaraan, syukur, dan harmoni dalam hidup yang didapatkan dari hal kecil.
Hygge adalah kunci rahasia yang membantu negara Denmark menempati peringkat atas negara paling bahagia versi PBB dari tahun ke tahun. Mengingat iklim yang jauh dari suram dan pajak pribadi tinggi di negara tersebut, hal ini bisa dianggap sebuah prestasi.
Konsep Hygge tampak dalam setiap bagian kehidupan Denmark, baik dalam interaksi keluarga, kuliner, fashion, hingga interaksi di tempat kerja. Pemahaman itu membuat orang-orang di sana terus-menerus menciptakan kebahagiaan dan menolak hal-hal yang bisa merusak tubuh. Misalnhya merokok dan minum alkohol berlebihan.
Warga Denmark tidak memeriksa ponsel sepanjang hari atau menghabiskan waktu berjam-jam mengakses media sosial. Mereka lebih memilih bersantai di sudut kota, piknik, membaca buku, meringkuk di depan perapian, atau bermain bersama keluarga.
"Kami berfokus pada kualitas hubungan dan percakapan, bukan gaya bersosialisasi yang besar dan riuh seperti halnya di Amerika," kata Wiking.