Kamis 15 Dec 2016 09:35 WIB

Pameran Pesona Kain dan Budaya Ende Digelar di Jakarta

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang perempuan membuat kain tenun Ende di sela ajang Pameran Pesona Kain dan Budaya Ende yang berlansung di Museum Tekstil, Jakarta, hingga Senin (20/12)
Foto: Desy Susilawati/Republika
Seorang perempuan membuat kain tenun Ende di sela ajang Pameran Pesona Kain dan Budaya Ende yang berlansung di Museum Tekstil, Jakarta, hingga Senin (20/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok perempuan yang memiliki kecintaan terhadap kain tradisional Indonesia yang tergabung dalam Komunitas Peduli Wastra Indonesia menggelar pameran Pesona Kain dan Budaya Ende mulai Kamis (14/13) sampai Senin (20/12) di UP Museum Seni (Museum Tekstile), Jakarta. Pameran ini diadakan untuk memperkenalkan dan mengingatkan masyarakat Indonesia akan warisan budaya kain tenun ikat Ende yang beragam dan indah.

Selain itu, juga sekaligus penggalangan dana yang akan digunakam sepenuhnya untuk membantu program revitalisasi museum tenun Ende dan mendukung program pemberdayaan para pengrajin tenun Ende. Hal ini ditegaskan oleh Sinta Kaniawati, salah satu penggagas Komunitas Peduli Wastra Indonesia.

Menurutnya, Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan budaya yang luar biasa dan masih belum semuanya dikenal baik oleh masyarakat Indonesia. Salah satu daerah yang memiliki potensi budaya tersebut adalah Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur dengan kain tenun Ende-nya. "Untuk itu kami ingin sekali mengajak masyarakat menggali pesona kain tenun Ende dengan menyelenggarakan pameran ini," ujarnya di sela pembukaan pameran, Rabu (14/12).

Paham akan kondisi yang ada, Komunitas Peduli Wastra Indonesia yang memiliki cita-cita untuk membuat kain tradisional Indonesia lebih dicintai dan digunakan masyarakat Indonesia, menyelenggarakan acara ini. Dalam pameran juga terdapat beberapa kegiatan, di antaranya peragaan busana dan pameran busana kain tenun Ende rancangan desainer Indonesia yaitu Musa Widyatmodjo, juga pameran dan lelang 100 kain tenun Ende koleksi dari Museum Tenun Ende.

Juga ada lelang lukisan Kelimutu karya Yeni F Fahmi Idris dan juga workshop tenun ikat dengan motif Ende yang terbuka untuk umum. "Melestarikan warisan budaya adalah sebuah kegiatan memahami dan melanjutkan perjalanan sebuah proses tradisi di tengah moderenisasi dan inovasi. Sebuah konsistensi yang menjujung hati nurani agar tetap memiliki jati diri untuk negeri sendiri. Untuk itu saya dengan senang hati dan sepenuh hati mau mendukung acara ini," tambah Musa.

Semua hasil bersih dari lelang atau penggalangan dana akan di gunakan sepenuhnya untuk membantu program revitalisasi Museum Tenun Ende dan mendukung program ekonomi kreatif serta pemberdayaan para pengrajin tenun di Kabupaten Ende. "Jika di tahun mendatang diharapkan program pemberdayaan pengrajin kain tenun di Ende dapat ditingkatkan serta pengrajin diperkaya dengan program kesehatan dan nutrisi bagi para keluarga pengrajin," ujar Sinta.

Menurutnya dukungan Pemerintah Kabupaten Ende dan seluruh Dinas terkait untuk melestarikan Museum Tenun lkat di Ende serta pemberdayaan pengrajin tenunnya menjadi sangat penting, baik dari segi infrastruktur, maupun program pembinaan langsung yang selaras dengan agenda pembangunan daerah.

"Untuk itu, kami berharap bisa bersama-sama dengan pemerintah Kabupaten Ende dan masyarakat bisa sama-sama mengembangkan potensi budaya kain tenun Ende. Dengan begitu, tidak hanya kain tenun Ende dapat lebih dikenal dan dicintai masyarakat, tetapi kondisi penghidupan pengrajin juga akan lebih baik," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement