REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda sering kali merasa uang habis begitu saja tanpa terduga? Atau kebiasaan jajan yang sering kali dilakukan berulang sehingga menjadi kebiasaan?
Terkadang seseoramh tidak sadar sedang melakukan pengeluaran, dan pengeluaran yang dilakukan terus-menerus terhadap sesuatu yang kurang dibutuhkan termasuk perilaku tidak sehat. Konsep melakukan pengeluaran-pengeluaran kecil yang tidak penting setiap hari itu dikenal dengan sebutan Latte Factor.
Psikolog Ajeng Raviando mengatakan, perilaku Latte Factor ini sangat menjurus pada kehidupan konsumtif. Di mana mengeluarkan uang yang dianggap tidak besar tapi terus-menerus akan membuat sesuatu yang tidak baik.
"Setiap orang memiliki Latte Factor yang berbeda-beda," kata Ajeng.
Ajeng mencontohkan dengan kegiatan berbelanja pernak-pernik penampilan. Sering kali Anda membeli sesuatu hanya untuk memenuhi keinginan, padahal jika tidak membeli barang tersebut tidak akan berpengaruh pada kehidupan.
Penyebab Latte Factor ini, menurut Ajeng, karena kemudahan pengadaan dari barang yang diinginkan. Seperti mudahnya menemukan kedai kopi di pinggir jalan, padahal ketika membeli kopi yang harga Rp 30 ribu setiap hari, maka ini akan menjadi pengeluaran tidak sehat. Keputusan diambil seperti tidak ada jeda waktu untuk mencerna apakah itu sebuah keutuhan yang perlu dipenuhi atau hanya keinginan sesaat yang merasa tidak bisa ditahan.