REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Perusahaan startup di bidang penerbangan supersonic terus melakukan persiapan guna merilis penerbangan komersial supersonic. Mimpi untuk bisa melakukan perjalanan jarak jauh dengan waktu tempuh yang singkat pun diharapkan dapat segera terwujud.
Perusahaan tersebut adalah Boom, yang berada di bawah kendali dari pemilik maskapai Virgin Airlines, Richard Branson. Dalam sebuah presentasi di Dubai, Uni Emirate Arab, beberapa waktu lalu, founder sekaligus CEO Boom, Blake Scholl, mengungkapkan, setidaknya pada 2023 mendatang, perusahannya menargetkan sudah merilis penerbangan komersial dengan menggunakan pesawat supersonic.
Rute yang dibuka dalam penerbangan supersonic tersebut adalah dari Dubai ke London. Perjalanan ini, tutur Blake, diklaim dapat ditempuh dengan masa waktu kurang dari lima jam. Tidak hanya itu, Blake mengungkapkan, harga yang ditetapkan tidak akan lebih mahal dari penerbangan kelas satu dengan rute yang sama.
Untuk teknologi supersonic yang digunakan, lanjut Blake, Boom berniat untuk merestorasi teknologi supersonic yang sudah berusia 50 tahun, yaitu lewat sistem yang pernah diterapkan di pesawat supersonic pertama, Concorde. Pesawat bertenaga jet dengan kapasitas 55 penumpang itu dapat melaju hingga mencapai kecepatan 2,2 mach atau sekitar 1,452 mil per jam.
Sebelumnya, Concorde tidak pernah digunakan untuk kepentingan penerbangan komersial karena harga yang sangat mahal, mencapai 20.000 dolar as sekali perjalanan. ''Tapi Boom berniat untuk menerapkan harga yang lebih terjangkau dan memiliki akses yang luas, yaitu sekitar 5000 dolar as,'' tutur Blake seperti dikutip The National dan dilansir oleh Mashable.
Blake menuturkan, pada Maret tahun lalu, Boom telah mendapatkan kucuran dana untuk pengembangan teknologi supersonic tersebut. Boom pun telah bekerjasama dengan Virgin Airlines. ''Prototipe pertama dari pesawat tersebut dinamakan 'Baby Boom'. Pesawat ini diharapkan sudah bisa melakukan uji coba terbang pada tahun depan,'' tutur Blake.
Selain bekerjasama dengan Virgin Airlines, Blake tidak menampik telah menjalin kerjasama dengan sejumlah maskapai asal Timur Tengah, seperti Emirates dan Qatar Airways. Kendati begitu, Blake mengaku, membuka kesempatan kerjasama terhadap semua pihak.
Di Dubai, Blake menyampaikan presentasi di hadapan Dubai Future Accelerations, sebuah badan yang berada di bawah Dubai Future Foundation. Badan ini merupakan salah satu badan bentukan pemerintah Dubai untuk bisa mengakselerasi upaya Dubai menjadi kota yang modern, dengan berbagai inovasi teknologi. Termasuk dengan inovasi di bidang transportasi dan penerbangan.
Badan ini juga memberikan promosi dan dapat membantu pendanaan dari pemerintah terhadap sejumlah perusahaan teknologi. Sebelumnya, Dubai Future Accelerations membantu Tesla dan Hyperloop One untuk beroperasi di Dubai.