Rabu 29 Nov 2017 07:16 WIB

Pertemuan Penyair Nusantara X, dari Banten untuk Perdamaian

Berbagai kegiatan dalam rangkaian acara Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) IX yang diadakan di Tanjungpinang, tahun 2016, dari presentasi (foto atas), bersastra sambil berperahu (foto tengah) dan berbincang sastra di selasar Masjid Raja Ali Haji di Pulau Penyengat (foto bawah).
Foto: Dok AYH
Berbagai kegiatan dalam rangkaian acara Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) IX yang diadakan di Tanjungpinang, tahun 2016, dari presentasi (foto atas), bersastra sambil berperahu (foto tengah) dan berbincang sastra di selasar Masjid Raja Ali Haji di Pulau Penyengat (foto bawah).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN – Topik penting, “Puisi untuk Perdamaian Dunia”, akan dibahas pada simposium internasional dalam rangka Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Banten (DKB) di Taman Budaya Banten, Kota Serang, Sabtu (16/12).

Rilis Panitia PPN X yang diterima Republika.co.id, Selasa (28/11) menyebutkan, para penyair ternama dari empat negara – Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand – akan mencari siasat terbaik untuk ikut mendorong terciptanya perdamaian dunia melalui puisi.

Menurut penanggung jawab PPN X yang juga Ketua Umum DKB Chavchay Syaifullah, tema tersebut dipilih guna ikut menguatkan wacana tentang pentingnya perdamaian dunia dan mengakhiri berbagai bentuk kekerasan di berbagai belahan dunia.

Menurut ketua panitia PPN X, Arif Sodakoh, para penyair yang akan menjadi nara sumber simposium adalah Shamsuddin Othman (Malaysia), Syarifah Yatiman (Singapura), Mahroso Doloh (Thailand), Sheikh Mansor (Brunei Darussalam), dan Nuruddin Asyhadie (Indonesia).

Selain itu, tambah Chavchay, Panitia PPN X juga akan menggelar Seminar Internasional Metode Mutakhir Pengajaran Bahasa dan Sastra (khusus untuk guru dan dosen bahasa dan sastra Banten), dengan pembicara Prof  Dr  Suminto A. Sayuti (Indonesia), Prof  Dr  Nik Rakib bin Nik Hasan (Thailand), Dr  Mohamad Saleeh Rahamad (Malaysia), Prof  Zefri Ariff (Brunei), dan Djamal Tukimin MA (Singapura), dengan moderator Ahmadun Yosi Herfanda. Seminar ini akan diadakan pada Ahad (17/12)  di Gedung Prof  Sjadzili Hasan, UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.

Perhelatan antarbangsa di kawasan Nusantara yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, dan Bank Indonesia ini, menurut Chavchay, akan diikuti sekitar 200 peserta. Mereka merupkan hasil kurasi Tim Kurator yang terdiri dari Ahmadun Yosi Herfanda (Indonesia), Sulaiman Jaya (Banten), Moh Saleeh Rahamad (Malaysia), Djamal Tukimin (Singapura), Zefri Ariff (Brunei), dan Nik Rakib Nik Hasan (Thailand). “Mereka dipilih berdasarkan karya yang dikirim ke kurator di masing-masing negara,” kata penyair yang juga musikus itu.

Forum tahunan

PPN merupakan forum tahunan yang lahir dari Pertemuan Penyair Indonesia The 1st International Poets Gathering  di Medan tahun 2007, yang diselenggarakan oleh Laboratorium Sastra Medan yang diketuai oleh Afrion. Gagasan tentang perlunya forum tahunan tersebut pertama kali dikemukakan oleh pendiri Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Ahmadun Yosi Herfanda dan Viddy AD Daery yang saat itu memimpin rapat dalam gathering.

Tujuan PPN, agar ada forum bergilir yang mempertemukan para penyair se-Nusantara guna menjalin kerja sama kegiatan, pertukaran karya, dan berbagi informasi perkembangan sastra di negara masing-masing. Maka, pada hari itu, bersama para penyair empat negara yang hadir, dicanangkanlah forum tahunan yang diselenggarakan secara bergilir di lima negara tersebut dan tahun ini di Banten memasuki PPN X.

Gagasan yang sebelumnya sempat mengemuka di kalangan pengurus pusat KSI tersebut disambut antusias oleh para penyair dari negara-negara kawasan Nusantara yang hadir dalam PPN I di Medan. Mereka  antara lain SM Zakir dan Moh Saleeh Rahamad dari PENA Malaysia, Zefri Ariff dari Asterawani Brunei Darussalam, Djamal Tukimin dari Singapura, dan Nik Rakib Nik Hasan dari Nusantara Studies Center Prince of Songkla University Pattani Thailand. Atas dukungan para sastrawan bersama lembaga mereka itu kemudian PPN terselenggara secara bergilir di negara-negara tersebut.

Lembaga pendukung

Selain didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, dan Bank Indonesia, pelaksanaan PPN X juga didukung oleh Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Yayasan Master Kreativa Indonesia, Yayasan Daya Muda Nusantara, Rumah Dunia, Portal Konfrontasi, Harian Kabar Banten, Pelita Banten,  Saung Seni Harum Sari, Teater Untirta Kafe Ide, dan sejumlah lembaga serta komunitas yang ada di kawasan Banten.

PPN X akan dibuka pada Jumat (15/12)  pukul 19.00 WIB  di Taman Budaya Banten. Usai pembukaan, akan digelar Panggung Baca Puisi Penyair ASEAN. Akan tampil membaca puisi, antara lain Amin Kamil, Thomas Budhi Santoso, dan Hamdy Salad, serta para penyair dari negara-negara peserta PPN.

Esok paginya, Sabtu (16/12), para peserta akan diajak berwisata sejarah dan budaya ke makam dan Masjid Kesultanan Banten, Keraton Surosowan, Keraton Kaibon, Vihara Avalokitesvara, Benteng Speelwijk, Museum Negeri Banten, dan Danau Tasikardi. Siangnya, peserta akan mengikuti simposium internasional “Puisi untuk Perdamaian Dunia”. Dan, malamnya, di Taman Budaya Banten, akan digelar Panggung Penyair ASEAN. Para penyair dari lima Negara peserta PPN akan tampil membaca sajak di panggung itu.

Hari terakhir, Ahad (17/12), pukul 08.00-12.00 WIB, akan digelar Seminar Internasional Metode Mutakhir Pengajaran Bahasa dan Sastra (Khusus untuk Para Guru dan Dosen Bahasa dan Sastra Se-Banten). Seminar tersebut menampilkan pembicara Prof  Dr  Suminto A. Sayuti, Prof  Dr  Nik Rakib bin Nik Hasan, Dr  Mohamad Saleeh Rahamad, Prof Zefri Ariff, dan Djamal Tukimin MA, di Gedung Prof Sjadzili Hasan, UIN Sultan Maulana Hasanudin Serang Banten.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement