Senin 23 Jul 2018 16:55 WIB

Kiat Membidik Hunian Kaum Urban

LRT City mengusung konsep transit oriented development (TOD).

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Satya Festyiani
Pengunjung tengah mendatangi stan LRT City di pameran properti.
Foto: Hiru Muhammad/Republika
Pengunjung tengah mendatangi stan LRT City di pameran properti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan hunian modern di perkotaan tidak terlepas dari gara hidup masyarakat urban yang menjadi penghuninya. Hunian yang diciptakan dirancang sedemikian rupa agar mampu menopang segala bentuk aktivitas warganya. 

Kenyamanan hunian tidak hanya ditentukan dari disain bangunan saja, melainkan juga pengembangan kawasan sekitarnya yang menyatu dengan hunian. Seperti pengembangan danau yang dioptimalkan menjadi sarana rekreasi warga, pasar modern hingga kebun tanaman yang dapat dijadikan lahan pertanian bagi warga. "Ada konsep tambahan yang familiar dengan kebiasaan orang Indonesia," kata Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti (ACP), Amrozy Hamidy.

Bahkan kini fasilitas transportasi massal juga termasuk nilai tambah bagi pengembang dalam menarik minat konsumen. Seperti halnya pembangunan proyek light rail transit (LRT) City yang dikembangkan PT ACP di sejumlah kawasan satelit di Jakarta.  ACP menawarkan fasilitas hunian vertikal yang dipadukan angkutan massal sebagai solusi masalah lalu lintas dan kemudahan mobilitas warga Jabodetabek.

LRT City merupakan kawasan hunian yang terintegrasi dengan kawasan bisnis dan sistem transportasi massal. Salah satunya adalah LRT Jabodetabek. LRT City mengusung konsep transit oriented development (TOD) yang mengembangkan kota modern yang kompak, mixed use dan memaksimalkan penggunaan angkutan massal.  

Djoko Santoso, Manajer Pemasaran PT Adhi Commuter Properti (ACP) menyatakan ACP sangat serius mengembangkan proyek LRT City. Total lahan yang digunakan untuk pengembangan kawasan ini mencapai 436.649 meter persegi yang tersebar di 7 lokasi. Total investasi bagi ketujuh proyek tersebut mencapai Rp 12 triliun lebih. Sebanyak enam proyek apartemen dan satu buah perkantoran. 

Pihaknya kini berupaya mendekati pelanggan dengan konsep yang mendekati kebutuhan warga di kawasan LRT City. Salah satunya adalah dengan menggelar pameran busana dan busana sejak Sabtu (21/7) selama sepekan di sebuah mal terkemuka di kawasan Kasablanka. Baginya menjual hunian harus disesuaikan dengan kebutuhan kekinian agar mampu memenuhi kebutuhan konsumen. "Jual rumah seperti jual baju harus mengikuti mode, kami memiliki konsep yang berbeda dengan target kaum urban," kata Djoko. 

Djoko mengakui masalah kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan kondisi politik jelang pemilu tahun depan mempengaruhi bisnis properti secara keseluruhan. Namun, hal itu bukan alasan untuk menghentikan rencana yang sudah dijalankan. Pihaknya yakin masyarakat banyak yang memiliki uang dan lebih baik menunggu perkembangan setelah pemilu.  

Pihaknya menawarkan fasilitas libur bayar selama satu tahun setelah membayar uang muka 10 persen. Pihaknya berharap pameran tersebut akan mampu membukukan penjualan hingga Rp 19 miliar.  Saat ini pihaknya telah menaikkan harga jual beberapa kali atas sejumlah proyeknya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement