Kamis 03 Oct 2019 12:03 WIB

Mengintip Toko Jahit Batik Langganan Para Pejabat

Meski jadi langganan pejabat, ongkos jahit tetap dibanderol ramah kantong.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nora Azizah
Farid Husein, salah seorang pekerja Sinar Mukti Tailor tengah membereskan  kain batik yang akan digunakan sebagai bahan dasar menjahit pakaian batik,  Kamis (3/10).
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Farid Husein, salah seorang pekerja Sinar Mukti Tailor tengah membereskan kain batik yang akan digunakan sebagai bahan dasar menjahit pakaian batik, Kamis (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Pada deretan toko di jalan Soreang, Kabupaten Bandung, tidak jauh dari Pasar Soreang, terdapat satu bangunan toko jahit pakaian batik Sinar Mukti Tailor milik H Maulana. Toko jahit batik dua lantai yang ditekuninya sejak 1982 silam ini sepintas terlihat biasa saja.

Namun, siapa sangka para konsumen yang menjahit batik di toko jahit tersebut adalah kalangan pejabat seperti Bupati Bandung, Dandim, hingga anggota DPRD Kabupaten Bandung. Namun, Sinar Mukti Tailor juga menerima pesanan menjahit dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan masyarakat umum di Bandung Raya.

Baca Juga

Saat Republika mendatangi toko tersebut, pemiliknya sedang tidak ada disana. Namun, terdapat para pekerja yang tengah menjahit batik. Bangunan toko terlihat tidak terlalu besar, dibagian kanan terdapat etalase yang berisi pakaian batik berbagai jenis dan model.

Sementara itu, dibagian belakang toko terdapat bahan-bahan kain berbagai jenis yang digunakan untuk bahan menjahit. Terdapat dua orang pekerja yang tengah menata kain. Sementara dibagian lantai dua digunakan untuk proses produksi menjahit.

"Pak Bupati (Bandung), anggota dewan, Dandim, kadieu (kesini menjahit batik)," ujar Farid Husein (38), salah seorang pekerja toko Sinar Mukti yang sudah belasan tahun bekerja ke H Maulana, Kamis (3/10).

Ia mengungkapkan, masyarakat di berbagai daerah seperti Bandung Barat, Cianjur, Garut dan Bandung Raya banyak yang sengaja datang untuk menjahit batik di toko. Menurutnya, Sinar Mukti Tailor merupakan salah satu toko jahit yang masih bertahan di Soreang ditengah tempat lainnya yang sudah tutup.

Dirinya mengatakan banyak konsumen yang kini menjadi pelanggan tetap. Menurutnya, salah satu kepuasan konsumen yang banyak diungkapkan adalah batik yang dijahit Sinar Mukti Tailor sesuai ukuran dan nyaman dipakai oleh konsumen.

"Kalau masalah jahitan dan kerapihan banyak yang bagus (yang lain) Tapi konsumen bilang batik disini pas (dipakai) dan enak. Terus proses buatnya cepat tapi gak mengurangi kualitas," katanya.

Farid menambahkan, salah satu alasan yang membedakan batik yang dijahit di Sinar Mukti yaitu pemilik toko masih terjun menangani dan memantau produksi jahit batik. Menurutnya, pemilik toko memiliki spesialisasi di bidang jahit menjahit khususnya batik. "Kekurangan (menjahit) sekecil apapun kelihatan," katanya.

Saat ini, dirinya menuturkan, pesanan menjahit batik di toko tengah mengalami naik turun dan cenderung tidak stabil dalam dua bulan terakhir. Terlebih penggunaan batik oleh masyarakat tidak dipakai tiap hari dan hanya momen tertentu saja.

"Dua bulan sekarang lagi turun (pesanan jahit), perbulan ada sampai 20 pesanan jahit batik," katanya.

Ia mengatakan, berbagai jenis dan model batik dibuat di toko seperti diantaranya batik print, batik sutera dan katun. Meski menjadi langganan pejabat, Sinar Mukti Tailor tetap membanderol jasa menjahit yang ramah di kantong. Terkait harga, batik dan ongkos jahit yang ditawarkan ke konsumen berkisar Rp 300 hingga Rp 600 ribu.

Menurutnya, beberapa pelanggan banyak yang membawa bahan batik sendiri untuk dijahit dengan harga kain batik diatas Rp 1 juta lebih. "Di sini ngejahit saja dan gak produksi (batik)," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement