REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Status destinasi halal terbaik dunia pada 2015 tak membuat Lombok puas lalu berdiam diri. Seakan hendak berlari, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kini sibuk memoles diri untuk menjaring pelancong Muslim.
Program Pesona Lombok Sumbawa dan menjadikan NTB sebagai salah satu destinasi utama pariwisata di Indonesia yang berbasis ekonomi kreatif pun terus digenjot oleh pemerintah provinsi NTB. Pada Sabtu (16/7) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata menggelar kegiatan promosi langsung di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin memaparkan untuk mempromosikan pariwisata pemerintah provinsi telah menyiapkan dana Rp 5 miliar dengan target 3 juta wisatawan pada 2016.
Pariwisata, sambung Amin, bukanlah sektor yang berdiri sendiri, melainkan berada satu rangkaian dengan sektor lain.
“Kita juga harus melihat bahwa inti dari industri pariwisata adalah kreativitas. Tanpa kreativitas maka pariwisata akan mati”, papar Amin.
Pariwisata, kata dia, juga akan menggerakkan industri-industri lain sebagai pendukungnya. Komponen utama industri pariwisata adalah daya tarik wisata berupa destinasi dan atraksi wisata, perhotelan, restoran, transportasi lokal, perdagangan dan cindera mata.
Sementara komponen pendukungnya mencakup industri-industri dalam bidang transportasi, makanan dan minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur. Menurut Amin, industri pariwisata pun menjadi salah satu penggerak ekonomi utama NTB setelah pertanian.
Ia mengungkapkan NTB harus menciptakan diferensiasi, baik dalam hal branding, produk olahan seperti oleh-oleh, dan kerajinan. Diferensiasi yang dibangun bukan saja sebagai pembeda dari negara lain, namun juga antara daerah di NTB haruslah memiliki nilai jual branding yang unik, berdasarkan nilai budaya dan kearifan lokal yang ada.
Untuk itu, dalam hal penciptaan diferensiasi, NTB harus mengembangkan narasi besar mengenai wisata halal NTB yang menyambung dengan narasi besar wisata nasional dengan tagline Wonderful Indonesia.
“Bagi saya pariwisata halal tidak hanya berbicara tentang agama tetapi lebih mengedepankan kebutuhan pariwisatanya. Saya juga sangat berharap promosi langsung ini berperan untuk membangun hubungan dengan konsumen dan memperlihatkan potensi pariwisata dan budaya NTB di tingkat nasional dan dunia internasional,” ujar dia.