Kamis 21 Jun 2012 14:28 WIB

Hidayat: Teror Bom Molotov Tindakan Biadab

Mobil Suryadi yang terbakar akibat lemparan bom molotov.
Mobil Suryadi yang terbakar akibat lemparan bom molotov.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur DKI Jakarta, Hidayat Nur Wahid angkat bicara terkait teror yang diterima tim suksesnya. Hidayat menyatakan, tindakan pelemparan bom molotov ke dalam rumah salah satu timsesnya adalah teror yang sangat serius.

Karena itu, cagub yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta pihak keamanan mengusut tuntas kasus tersebut. Bukan saja pelaku, tapi juga otak di balik teror tersebut.

“Apapun motifnya, jelas ini tindakan yang  tidak bisa dibenarkan. Ini tindakan yang bisa dikategorikan biadab,” kata Hidayat di Jakarta.

Mantan Ketua MPR RI itu meminta agar timses, relawan, maupun kader-kader PKS untuk bersikap tenang dan tetap fokus pada kerja-kerja pemenangan pasangan Hidayat-Didik. “Jangan terprovokasi aksi tersebut, karena itu memang yang diinginkan pihak-pihak yang tidak senang dengan kerja-kerja pemenangan pasangan Hidayat Didik,” imbuh dia.

Sebelumnya rumah Suyardi, salah seorang anggota timses Hidayat-Didik, yang terletak di daerah Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal, Kamis (21/6) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. (baca: Rumah Timses Hidayat-Didik Dilempar Bom Molotov).

Ini bukan kali pertama timses pasangan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu dihajar teror. Sebelumnya timses Hidayat-Didik sempat diancam dengan senjata api. (baca: Relawan Hidayat-Didik Diancam Senjata Api?).

Dari keterangan yang diterima Republika, bom molotov yang dilemparkan mengenai bagian belakang mobil Suryadi, yang diparkir di dalam pagar rumah. Akibatnya bagian belakang mobil, terutama cover ban serep, rusak dan terlihat meleleh akibat terbakar bom molotov tersebut. Beruntung sejumlah warga mengetahui kejadian itu dan segera memadamkan api yang membakar bagian belakang mobil Suryadi, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement