REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak pengusaha yang merasa kuno jalankan perusahaan dengan nilai Pancasila dan agama. Akibatnya, banyak perusahaan seakan menjadi pemuas nafsu kapitalisme belaka.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan perusahaan yang dibangun dengan nilai-nilai Pancasila dan agama, bukanlah sebuah langkah konservatif. Sebaliknya, nilai-nilai Pancasila dan agama merupakan pemikiran paling modern, bagi perusahaan yang ingin bisa bertahan melawan deras arus jaman.
"Komitmen membangun perusahaan berbasis nilai Pancasila dan agama bukan konservatif, tapi alam pikiran modern untuk sebuah perusahaan," kata Haedar, Rabu (24/8).
Haedar menjelaskan, sudah tidak zaman perusahaan cuma memiliki hasrat kapitalisme, dan hanya mencari keuntungan sebesar mungkin tanpa adanya berkah yang didapatkan. Pasalnya, perusahaan itu akan mati dengan sendirinya karena chaos yang ditimbulkan, akibat perusahaan cuma mementingkan keuntungan tanpa menegakkan keadilan sosial.
Ia melihat, pemikiran menerapkan nilai Pancasila dan agama di perusahaan bisa menjadi pintu masuk terciptanya kekuatan bangsa, terutama mengatasi masalah disparitas. Menurut Haedar, kesenjangan sosial yang semakin mengkhawatirkan menjadi ancaman Indonesia di masa depan, terutama melihat kesenjangan orang kaya dan miskin saat ini.
"Maka itu, mari gelorakan semangat perubahan, membangun kultur baru, mengeliminasi hasrat egosime," ujar Haedar.