REPUBLIKA.CO.ID, Omar Edmond, memulai perjalananya mengenal Islam saat berusia 15 tahun. Ia sangat menyukai musik rap. Seniman rap seperti KRS-1, Public Enemy, Gangstarr, X-Clan dan lainnya merupakan favorit Oemar.
Dalam pemahaman Omar, musik rap merupakan medium kebangkitan masyarakat kulit hitam. Kegemarannya itu yang kemudian mempertemukannya dengan cerita Malcolm X . "Saya pikir, saya bagian dari mereka," ucap dia, seperti dilansir Onislam.net, Jumat (15/8).
Sejak itu, Omar mulai berpakaian dengan gaya Malcom X. Ia pun banyak membaca buku tentang perjuangan kulit hitam.
"Saya mulai mempromosikan berbicara tentang para pemimpin besar meskipun pengetahuan saya tentang mereka adalah sangat terbatas. Sampai suatu hari saudara dari salah satu teman dekat saya yang pada waktu itu seorang mahasiswa menantang saya untuk pengetahuan saya tentang Malcolm X. Dan saya gagal," kenangnya.
Lantaran penasaran, Omar mulai mendalami informasi tentang sosok Malcolm C. Satu kesimpulan didapatnya, Malcolm X seorang Muslim. "Saya terinspirasi dengan aktivitas Nation of Islam. Dimana, nilai-nilai agama kembali ke rumah. Memperbaiki hidup masyarakat kulit hitam yang hancur," ucap dia.
Namun, ia bingung. Bagaimana caranya mencari tahu tentang Islam dan Muslim. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan sejumlah orang dari beragam latar belakang budaya. Salah satu dari mereka, langkah pertama menjadi seorang Muslim adalah menjadi 5 persen Muslim.
"Saya menjadi Muslim 5 persen, namun 100 persen kafir. Yakni, konsumsi alkohol dan obatan terlarag. Pada saat yang sama, saya menghafal rumus matematika," ucap dia.
Namun, ada hal yang menarik perhatian dirinya saat itu. Ada seorang pemuda yang tidak minum alkohol dan merokok. Ia lebih banyak meditasi (saat itu, Oemar belum tahu apa yang dilakukan pemuda itu adalah Dzikir-Red).
"Pemuda inilah yang membimbing saya, bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, Alhamdulillah," kenangnya.