Senin 10 Mar 2014 17:15 WIB

Seperti Apa Upaya TNI Bantu Cari Pesawat Malaysia?

  Lokasi kontak terakhir dari pesawat MH 370 Malaysia Airlines yang terpantau oleh radar.
Foto: AP/flightradar24.com
Lokasi kontak terakhir dari pesawat MH 370 Malaysia Airlines yang terpantau oleh radar.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- TNI Angkatan Laut akan membantu pencarian pesawat Malaysian Airlines yang hilang seoptimal mungkin yang dapat dilakukan.

"Kami akan bantu seoptimal mungkin," kata Komandan Gugus Keamanan Laut Komando Armada Barat Laksamana Pertama Harjo Susmoro di Batam, Senin (10/3).

Harjo mengatakan, TNI AL menempatkan lima KRI untuk mencari pesawat Malaysia bersama kapal milik Malaysia dan Thailand. Dua di antara tiga KRI itu sudah tiba di lokasi pencarian di sekitar Pulau Penang, Malaysia.

Ia mengatakan TNI tidak menetapkan batas waktu pencarian pesawat yang hilang sejak Sabtu (8/3). "Sampai secepatnya ketemu, tapi kalau belum ketemu, tergantung Malaysia. Kalau Malaysia menyatakan pencarian dihentikan, kami berhenti, tapi kalau belum, kami bantu seoptimal mungkin," kata dia.

Mengenai bahan bakar dan logistik, TNI AL mengupayakan agar kapal-kapal itu bisa mengisinya di tengah laut, untuk memotong lamanya perjalanan jika harus kembali ke pangkalan. Umumnya, kapasitas bahan bakar KRI hanya mampu untuk bertahan hingga tujuh hari.

Sementara itu, Badan SAR Nasional Tanjungpinang menyiapkan satu kapal SAR untuk membantu pencarian Pesawat Malaysian Airlines nomor penerbangan MH 370 yang hilang. "Kapal sudah siap, sambil menunggu arahan kami mempersiapkan operasional lainnya," kata Kepala Basarnas Tanjungpinang Abdul Hamid.

Kapal SAR Ketamaran rencananya akan bergabung dengan kapal SAR lainnya dari Malaysia untuk mencari dan mengevakuasi korban pesawat Malaysia Airlines. Namun, ia belum memastikan kapan kapal SAR akan diberangkatkan dari Batam

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement